Liputan Oleh Wylvera W. (WIG)
Dilihat dari sejarahnya, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia mulai
diperhatikan oleh pemerintah sejak tahun 2002. Sedangkan rentang usia anak yang ada di PAUD adalah 0-6 tahun. Berdasarkan data ini, pengembangan PAUD yang mencakup secara nasional
baru berjalan selama 7 tahun. Lalu, apakah
keberadaan PAUD ini sudah mewakili semua lapisan masyarakat?
Jika dilihat dari
perkembangannya di lapangan, ternyata belum semua masyarakat bisa mengecap
manfaat pendidikan yang ada. Sementara, pendidikan adalah hak setiap anak,
bukan hanya untuk anak-anak dari kalangan mampu saja. Sayangnya, hak ini tidak
terdistribusi merata kepada anak-anak kaum miskin di perkotaan maupun pedesaan,
karena keterbatasan akses terhadap fasilitas pendidikan. Disamping itu,
rendahnya kesadaran warga terhadap pendidikan merupakan kendala yang sering
dihadapi oleh para pengurus PAUD sendiri. Belum lagi keterbatasan dana,
fasilitas dan perangkat pendukung yang diperlukan untuk operasional PAUD
tersebut.
Untuk
menyikapi kondisi tersebut di atas, maka Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia
(PIPEBI Pusat) dibawah kepemimpinan Ibu Joni Swastanto, telah melakukan langkah
dan mewujudkan niat yang tulus tersebut dengan pemberian bantuan berupa uang,
buku-buku, alat peraga, dan beberapa materi yang dibutuhkan oleh beberapa PAUD
di Jakarta dan sekitarnya. Ketika kami tanyakan alasan pemberian bantuan kepada
PAUD tersebut, Ibu Joni Swastanto mengatakan, ”PAUD merupakan program baru dari
Pemerintah untuk anak-anak usia dini, kelas menengah ke bawah/semacam kelompok
bermain, maka PIPEBI merasa peduli untuk ikut menyukseskan program wajib
belajar dan menyalurkan bantuan kepada pihak yang membutuhkannya.”
Dari
beberapa PAUD yang telah menerima bantuan PIPEBI Pusat, kali ini kami
berkesampatan untuk meliput kunjungan ke PAUD Bunga Bangsa yang berlokasi di
Kecamatan Cisarua, Bogor. Dalam mengikuti kunjungan ini, tim INSANI sempat
berbincang dengan Ibu Artik, selaku penanggungjawab di PAUD Bunga Bangsa. Dari
penjelasan yang kami terima, PAUD Bunga Bangsa yang baru saja terbentuk pada
bulan Juli 2010 lalu itu tidak memiliki tempat yang layak dan memadai untuk
menampung murid-muridnya yang berjumlah 20 anak. Uang iuran yang ditetapkan
sebesar 10.000/anak terkadang tidak dibayar secara rutin, namun Ibu Artik dan
dua tenaga pengajar lainnya tetap bersemangat meluangkan waktu, tenaga, pikiran
dan ilmunya untuk anak-anak warga yang bermukim di sekitar lokasi PAUD
tersebut.
”Kami
sangat mengharapkan, suatu hari kelak ada yang mau memberikan tempat yang layak
untuk belajar. Sementara ini kami hanya menumpang di sini, rumah salah satu
warga. Beginilah kondisinya, sempit dan sumpek. Tapi, syukurnya anak-anak tetap
semangat dan para orangtua juga tetap antusias menitipkan anak-anak mereka di
PAUD ini,” tutur Artik berharap. Disamping itu, PAUD Bunga Bangsa yang hanya
memiliki tiga tenaga pengajar sukarela ini sangat membutuhkan perhatian dari
para donatur. Ibu Artik mengatakan, selain gedung/tempat, tentunya ada faktor
penunjang yang sangat mereka butuhkan, yaitu dana untuk operasional dan
kelangsungan PAUD Bunga Bangsa.
Ibu
Artik sangat berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Ibu-ibu
PIPEBI Pusat. ”Bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami dan kami berharap
kunjungan seperti ini tidak hanya sekali datangnya,” ujarnya sambil tersenyum.
Liputan
kami belum berakhir. Mobil terus melaju menuju daerah Pondok Bambu, Duren
Sawit. Kami pun tiba di PAUD Asri. Sambutan hangat dari Ibu-ibu PKK di bawah
kepimpinan Ibu Hj. Siti Inar Halim meluluhkan rasa penat yang mulai
menghinggapi kami selama perjalanan dari Cisarua menuju Pondok Bambu. PAUD Asri
yang di ketuai oleh Ibu Erma Syafei ini sudah berdiri sejak 2008 lalu. Hingga
saat ini, jumlah murid sudah mencapai 103 anak. Yang terdiri dari 6 kelompok.
Kelompok usia 2 – 2 ½ tahun (2 kelompok), 3 – 5 tahun (4 kelompok). PAUD Asri
ini memiliki 4 orang tenaga pengajar dan sesekali dibantu oleh Ibu-ibu pengurus
PKK. Jika dibandingkan dengan PAUD sebelumnya, sebagai wadah untuk Pendidikan
Anak Usia Dini, PAUD Asri sudah lebih memadai. Ini berkat kerjasama yang baik
antara Pembina PKK, orangtua dan pengajarnya sendiri. Adapun kendala yang tetap
menjadi faktor pendukung adalah masalah dana. Karena PAUD Asri juga tidak
memaksakan para orangtua untuk konsisten dalam membayar uang iuran/bulan,
maka terkadang tetap saja ada kendala dalam operasionalnya. ”Kami sangat
berterimakasih kepada Ibu-ibu PIPEBI yang peduli dengan PAUD Asri. Semoga saja
kerjasama ini tetap berlanjut,” ujar Ibu Erma tetap berharap.
Ketika kami berkesempatan berbincang dengan Ibu
Wiyana, salah satu pengajar di PAUD Asri, beliau mengatakan, ”Meskipun saya
sudah mengajar di TK, tapi hati saya tetap terpanggil untuk ikut berbagi di
PAUD Asri ini. Bagi saya, bisa berbagi ilmu, melihat anak-anak bisa mengaji,
bersosialisasi dan ikut merasakan pendidikan dasar, sudah merupakan kebahagiaan
yang tak ternilai harganya.” Sama seperti para pengajar di PAUD Bunga Bangsa,
Cisarua, keempat tenaga pengajar yang ada di PAUD Asri, Pondok Bambu ini juga
tidak pernah mendapatkan gaji/upah. Mereka semata-mata hanya mengabdi.
Sebagai
penutup liputan kami, Ibu Yuli Agus Santoso, selaku Ketua Seksi Pendidikan
PIPEBI Pusat mengatakan, ”Diupayakan, PIPEBI akan terus memberikan bantuan
kepada PAUD (yang benar-benar membutuhkan bantuan) yang tersebar di Jakarta dan
sekitarnya. Meskipun tidak rutin kepada satu PAUD saja, namun pemikiran dan
rencana ke arah sana akan tetap menjadi pertimbangan PIPEBI Pusat.”
***
Dimuat di Majalah Insani, Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia, edisi 14/TH VII/April/2011