Membaca pengumuman tentang lomba
ngeblog bertema, “Ragam Keunikan Permainan Tradisional Indonesia” bersama
Indonesia Travel, membuat saya teringat pada foto-foto kenangan yang tersimpan
di file laptop saya. Saya tertarik
sekali untuk ikut berbagi cerita tentang salah satu permainan tradisional yang
dulu menjadi pengisi masa kecil saya. Lompat tali karet ini mungkin saja bukan
menjadi satu-satunya permainan yang berasal dari kota kelahiran saya, namun
yang terpenting adalah semangat untuk melestarikannya.
Hampir setiap menjelang lebaran saya
dan keluarga pulang ke Medan. Di sanalah saya dan suami lahir dan dibesarkan.
Sementara kedua anak kami lahir serta besar di Jakarta dan Bekasi. Perbedaan ini membuat saya selalu
ingin berbagi kepada kedua anak kami tentang kota kelahiran kedua orangtua
mereka. Mulai dari makanan khas, tempat-tempat bersejarah, sampai permainan tradisional
masa kanak-kanak tak luput saya kisahkan kepada mereka. Anak-anak saya jadi
tahu perbedaan tradisi di kota Bekasi, tempat tinggal mereka sekarang dengan
kampung halaman orangtuanya.
Suatu ketika saya begitu gembira.
Saat itu kami sedang menghabiskan sisa liburan di kota Binjai (rumah orangtua
saya). Sekilas saya melihat anak-anak yang sedang bermain di halaman depan
rumah orangtua saya. Awalnya saya tidak begitu peduli dengan sekumpulan
anak-anak yang sedang bermain itu. Namun, begitu melihat permainan mereka,
serta-merta saya duduk dan ikut memperhatikan.
Inilah permainan lompat tali karet itu. (Foto: Wylvera W.) |
Mira, anak perempuan saya pun asyik
menonton anak-anak yang sedang bergantian melompat itu. Mereka sedang asyik
bermain lompat tali yang terbuat dari karet gelang. Permainan ini ternyata
tidak punah. Ini adalah salah satu permainan tradisional yang pernah ada di
kota kelahiran saya, Medan. Dulu semasa saya kecil (sekitar tahun ’80-an), saya
hanya tahu kalau permainan itu hanya ada di kota Medan. Tapi ketika beranjak
dewasa, saya melihat permainan sejenis banyak dimainkan oleh anak-anak di
daerah lainnya. Saya bangga sudah menjadi bagian dari anak-anak yang cinta pada
permainan tradisional ini.
Momen ini tak boleh dibiarkan begitu
saja, pikir saya ketika itu. Demi mengabadikannya saya buru-buru mengambil kamera.
Sambil mengambil beberapa foto, saya bolak-balik tersenyum karena teringat masa
kecil saya. Selain alip cendong, galasin, dan patok lele yang dulu suka saya
mainkan bersama teman-teman di Medan, lompat tali karet ini adalah permainan
favorit saya.
Selain murah, lompat tali karet juga
sangat menantang karena saya harus bisa melompat setinggi mungkin supaya bisa
mengalahkan kawan. Setiap jam istirahat di sekolah pun saya dan teman-teman
suka menghabiskan waktu dengan bermain lompat tali karet ini. Saking sukanya
pada permainan lompat tali ini, meskipun tak ada lawan bermain saya tak pernah
patah semangat. Ujung-ujung tali yang terbuat dari karet gelang itu saya
ikatkan ke batang pohon. Yang penting saya bisa melompatinya sampai batas
ketinggian yang saya mampu. Rasanya puas sekali kalau berhasil melompati batas
ketinggian maksimum yang biasanya sulit dilompati oleh teman-teman sepermainan.
Beginilah cara merangkai karet sehingga menjadi tali. (Foto: Wylvera W.) |
Permainan yang menggunakan tali dari
rangkaian karet gelang ini sebenarnya lebih seru jika dimainkan paling sedikit
oleh tiga orang anak. Dua anak menjadi pemegang kedua ujung tali. Sementara
anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali. Tali ditarik dan
direntangkan dengan ketinggian bertingkat dari yang terendah sampai posisi
tertinggi. Yang jago melompati tali dengan posisi tertinggi dialah pemenangnya.
Sementara yang gagal akan menggantikan tempat sebagai pemegang ujung tali. Semakin
tinggi tali yang dilompati maka semakin seru pertandingannya.
Cara lain memainkannya. (Foto: Wylvera W.) |
Cara memainkannya juga bisa beragam,
tidak hanya direntangkan secara statis oleh dua orang anak. Tali karet bisa
digerakkan sehingga yang melompat harus cekatan agar tak sampai terbelit oleh
tali tersebut. Si anak harus teliti dan mengikuti ritme goyangan tali temannya.
Keseruan seperti itulah dulu yang membuat saya selalu bersemangat bermain
lompat tali karet ini. Biasanya sehabis bermain lompat tali karet ini kami
seperti habis melakukan olahraga lari jarak jauh. Jarang sekali badan kami tak
berkeringat. Ternyata permainan lompat tali karet jauh lebih menyehatkan. Tidak
hanya memiliki nilai olahraga saja, kekompakan, semangat serta kreativitas pun menjadi
modal dalam permainan ini. Permainan lompat tali karet ini juga
tidak terbatas untuk anak perempuan saja, karena anak laki-laki pun bisa ikut
serta memainkannya.
Permainan lompat tali karet ini
sangat jauh dari sentuhan teknologi. Bagi anak-anak yang tumbuh di kota-kota
besar, mungkin permainan ini tak pernah mereka kenal karena dunia mereka
sekarang lebih dekat dengan ragam permainan yang menggunakan sentuhan tekonolgi
canggih. Begitu juga dengan kedua anak saya. Mereka sangat antusias melihat
permaian sederhana tapi cukup mengasyikkan itu.
Mira dan teman-teman bermain lompat tali di tepi salah satu pantai Illinois. (Foto: Wylvera W.) |
Ketika kami sempat tinggal di
Amerika, permainan lompat tali karet ini juga sempat menjadi salah satu
permainan yang mengisi kebersamaan anak-anak saya dengan anak-anak Indonesia di
salah satu lokasi wisata tepi pantai Illinois. Betapa bangganya saya ketika melihat beberapa pasang
mata orang bule yang ada di sana ikut
kagum melihat permainan tradisional bangsa kita. Meskipun itu hanya permainan
yang terbuat dari benda sederhana yaitu karet gelang, mereka sudah ikut
memperkenalkannya di luar negeri. Semoga permainan tradisional lompat tali
karet dan beragam permainan tradisional
lainnya tetap hidup dan bisa dinikmati anak-anak di era sekarang. []
Mainan masa kecil dulu. Tapi anak-anakku nggak ada yang suka main tali ini. Pernah membuatkan rangkaian karet cukup panjang, tapi nggak dipakai.
BalasHapusHehehe, beda anak beda kegemarannya, Mbak. Tenang saja, masih banyak jenis permainan tradisional lainnya yang mungkin bisa jadi pilihan anak-anaknya. ;)
Hapusmainana aku keicl dulu nih mbak, sengaja beli karet untuk dmainkan lompat tali
BalasHapusWah, sama dong, aku sukanya ngumpulin karet bekas ikat plastik belanjaan. Hahaha....
HapusIstri saya mungkinn satu-satunya wanita yang gak suka ngumpulin karet ketika nyapu.
BalasHapus