Kamis, 01 Januari 2015

Tahun 2014 yang Penuh Dinamika


Serasa seleb kalau lihat ini. (capture dari fb)

Catatan perjalanan saya di tahun 2014 diawali dengan “sport jantung”. Jangankan berpikir untuk menghabiskan malam pergantian tahun. Untuk duduk menulis dengan tenang saja saya terasa sulit saat itu. Namun saya tetap berusaha sekuat hati untuk tetap melangkah dan mohon petunjuk-Nya.
Sebagai pemimpin redaksi, saya tetap berusaha mengkoordinir terbitnya majalah internal para istri pegawai Bank Indonesia. Majalah Insani pun tetap bisa terbit dan terdistribusi di bulan Desember 2013. Dan, saya tetap mengajar kelas ekskul jurnalistik di SDIT Thariq Bin Ziyad. Alhamdulillah....
Lalu mengapa saya sport jantung? Semua bermula dari vonis dokter atas penyakit yang diderita anak sulung saya, Mira. Selama 2013 pikiran dan perhatian saya sudah terkuras padanya. Hingga di penghujung tahun kekhawatiran itu belum juga reda. Ini yang membuat saya tak pernah berpikir bagaimana cara mengawali tahun 2014 dengan list pencapaian sesuai dengan profesi saya sebagai penulis. Hingga puncak ketegangan itu mencapai klimaks di pertengahan Januari 2014. Mira akhirnya harus menjalani operasi pengangkatan kantung empedu di Rumah Sakit Pertamina Pusat Jakarta. 
Mira pasca operasi (dokpri)
Sudah redakah kepanikan saya setelah itu? Belum!
Jantung saya kembali berdegup kencang. Ujian itu belum usai. Awal Februari, Mira kembali masuk rumah sakit dan memasuki tahap yang ternyata jauh lebih mencemaskan bagi saya. Pendarahan lambung pasca operasi mengharuskannya dirawat di ruang Intermediate Care (IMC) Rumah Sakit Awal Bros, Bekasi.
Sungguh Allah selalu memberi batas kepada kesanggupan hamba-Nya. Rasa syukur tak pernah henti saya desahkan dalam qalbu. Kekuatan doa dari para sahabat, teman, dan keluarga tak pernah lepas mendukung kami. Dan saya yakin Allah mendengar semua doa itu. Saya tidak akan pernah melupakannya. Semoga Allah memberi balasan yang sepadan buat mereka. Aamiin.
Lagi-lagi saya selalu meyakini bahwa Allah Swt. sungguh Maha Tahu batas kekuatan hamba-Nya. Dia kembali menuntun hati saya untuk bangkit. Alhamdulillah, Mira berangsur-angsur pulih dan bisa menjalani studinya kembali. Saya pun mulai bisa menata ulang hari-hari saya. Tak ada target. Tak ada resolusi untuk melanjutkan bulan-bulan di tahun 2014. Semua saya pasrahkan mengalir sesuai kehendak-Nya. Jujur, trauma itu tetap ada terselip di sudut hati terdalam. Namun saya harus bisa memacu semangat kembali.
Kecewakah saya? Tidak!
Saya justru bersyukur karena Allah Swt. memilih saya, Mira, dan keluarga untuk menjalani ujian itu. Saya menyikapi semua itu sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada kami agar selalu ingat dan tidak terlanjur terlena dengan kenikmatan dunia. Semoga kami termasuk hamba yang bisa melewati ujian-Nya. Aamiin.
Pelan-pelan saya bangkit dan memompa kembali semangat yang nyaris padam terutama di dunia menulis. Saya yakin sekali bahwa Allah selalu mencintai saya. Pertengahan bulan Februari 2014 saya berusaha hadir di acara launching buku kumpulan cerita karya murid-murid saya yang berjudul "Reporter Cilik". Acara itu digelar di event Thariq Bin Ziyad Exhibition 2014. 

Launching Buku Kumpulan Cerita karya murid-murid saya (dokpri)
         Saat naik ke atas panggung bersama murid-murid saya yang ikut menyumbang karya tulisnya di buku itu, satu kejutan nyaris membuat saya meneteskan air mata. Ibu Kepala Sekolah memberikan sebuah penghargaan yang tidak saya sangka-sangka. Ya Allah, rasa syukur itu kian menggunung memenuhi hati saya. Sementara saat itu, Mira masih dalam masa pemulihan pasca operasi. Ini menjadi penyemnagat yang luar biasa buat saya dalam mendampingi kesembuhan anak saya. Alhamdulillah....

Piagam Penghargaan dari Kepala Sekolah SDIT Thariq Bin Ziyah PHP, Bekasi (dokpri)
           Bentuk cinta dan balasan nikmat lainnya yang diberikan Allah Swt. adalah kesempatan untuk memberangkatkan Mama saya umroh di 21 Maret 2014 dengan uang yang sengaja saya kumpulkan dari hasil kegiatan menulis selama ini. Bukan ingin membuka apa yang sudah saya berikan, tapi ini hanya sekadar mengingat kebesaran dan kasih sayang Allah semata agar saya selalu ingat dan tidak lalai kapan pun di mana pun saya berada.  
Saat melepas Mama umroh di Bandara Soeta (dokpri)
Satu lagi bentuk cinta itu terbukti saat saya kembali diberi kepercayaan untuk menjadi narasumber. Tanggal 22 Maret 2014 Kepala Sekolah Global Kids School meminta saya untuk menjadi motivator dalam seminar parenting yang mereka gelar.
Kepercayaan diri saya lagi-lagi kembali meningkat ketika Majalah Annisa meminta saya menjadi narasumber di event Office to Office mereka. Tanggal 28 Maret 2014 saya menjadi pembicara di Bank Syari’ah Mandiri, Jakarta.
Saya kembali mengisi hari dengan menulis. Dua dongeng saya pun dimuat di Nusantara Bertutur Kompas Klasika. Saya juga memenangkan dua lomba menulis di blog. Artikel dan cerpen saya kembali mengisi rubrik cerpen di Majalah Annisa dan Majalah Noor. Cerpen saya terpilih dalam proyek buku antologi bersama teman-teman yang tergabung di Fiksiana Community. Antologi itu pun terbit dalam buku bacaan anak berjudul Alien Terakhir yang diterbitkan oleh DAR! Mizan.
Tanggal 5 April 2014, Haya Aliya Zaki mengajak saya untuk mengisi pelatihan menulis di SDIT Aulady Serpong bersama Benny Rhamdani. Ini menjadikan saya benar-benar merasa bangkit dan kembali percaya diri sebagai penulis. Terima kasih, Haya.
            Salah satu momen berkesan yang saya rasakan pasca kegamangan adalah kesempatan untuk bertemu dengan siswa-siswi Sekolah Dasar di Sabang. Ya, tanggal 19 April 2014 saya bersama tiga teman lainnya berkesempatan berkunjung ke sana. Dan, saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Saya ingin perjalanan saya ke Aceh tetap membawa kenangan di bidang kepenulisan. Niat baik saya pun disambut dengan sangat baik oleh pihak SD Negeri 1 Sabang. Saya berbagi pengalaman menulis kepada 50 siswa di sekolah itu.

https://www.youtube.com/watch?v=rBWQTBbWiaU&feature=youtu.be
Foto-foto kegiatan saya (silakan diklik) - dokpri
            Sambil tetap mengisi hari dengan kegiatan menulis, mengajar, dan mengurus Majalah Insani, saya kembali menyempatkan diri melepas rasa rindu. Kerinduan untuk kembali berbagi ilmu dan pengalaman menulis di PKBM AL-Falah, sekolah anak-anak pemulung Bantargebang terpenuhi di bulan Mei 2014. Lalu, saya bisa kembali bertemu dengan anak-anak Lapas Tangerang untuk membimbing mereka menulis kisah-kisah pengalamannya. Alhamdulillah....
            Sebagai penulis, saya sesungguhnya mulai merasakan bahwa passion saya adalah mengajar. Itu sebabnya saya selalu senang jika ada permintaan untuk menjadi narasumber di event pelatihan menulis, seminar parenting, dan sejenisnya. Ketika permintaan untuk menjadi pemateri di workshop menulis untuk ibu-ibu Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XL Brigif 15 Kujang II PD III/Siliwangi datang menghampiri, saya menyambutnya dengan antusias. Pertengahan bulan Juni 2014 saya pun mengisi acara tersebut.
            Di bulan September 2014 saya sangat bersyukur karena berhasil mendapat juara harapan 1 Lomba Menulis Cerpen oleh guru yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional. Di bulan-bulan berikutnya saya kembali dipenuhi semangat. Buku duet saya dengan Dian Kristiani berjudul Ke Tanah Suci, Yuk! pun menyusul terbit. Disusul oleh satu lagi karya saya terbit bersama para penulis komik muda Kecil-Kecil Punya Karya dalam judul buku Hantu Tak Berwajah.
            Catatan-catatan saya di blog tentang beragam event yang saya isi ternyata sedikit banyak dilirik oleh pembaca. Dari sana pula mereka mengenal saya dan akhirnya meminta untuk mengisi pelatihan serupa yang mereka gelar. Pengalaman saya menjadi narasumber kembali dipercaya. Ini bagian manfaat dari ngeblog tentunya.
Pada 27 Oktober 2014, saya diminta oleh Majalah Kartini untuk menjadi pembicara di seminar yang mereka gelar atas kerjasama dengan Ibu-ibu PIA Ardhya Garini Mabes TNI AU di Cilangkap. Materi yang saya sampaikan semua tidak jauh-jauh dari seputar profesi saya sebagai penulis.
            Rasa syukur itu takkan pernah berhenti saya rasakan. Mira anak saya pun kembali fokus pada hobinya menulis. Novel barunya berjudul Roseanne (terbit September 2014) membuat saya benar-benar merasa terharu. Mira menyelesaikan naskah novel itu beberapa hari setelah dia menjalani operasi. Saya pikir naskah itu takkan pernah selesai, namun Allah punya janji lain untuk anak saya. Mira berhasil menuntaskannya setelah keterpurukannya sekali lagi pasca operasi pengangkatan kantung empedu itu. Allahu Akbar!


Silakan diklik (Mira's Movie)

            Puncak kebahagiaan yang saya rasakan adalah ketika Allah Swt. memberi kami rezeki dan nikmat sehat yang tiara tara. Tanggal 20 – 29 November 2014 saya dan keluarga diberi kesempatan untuk mengunjungi bumi-Nya yang lain di Inggris Raya sana. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan? Alhamdulillah....           
         Sebagai penutup, di pertengahan Desember 2014 saya masih diberi kepercayaan dan kesempatan untuk kembali berbagi pengalaman. Saya menjadi salah satu pembicara di seminar parenting yang digelar oleh Gerakan Peduli Remaja. Lagi-lagi materi yang saya sampaikan tetap seputar dunia kepenulisan dan anak.
            Inilah catatan perjalanan saya di tahun 2014. Saya benar-benar merasakan dinamika selama setahun kemarin. Dan hingga di hari pertama di tahun 2015 ini saya belum berani memasang target, terutama di dunia menulis yang menjadi kecintaan saya. Biarkanlah semua mengalir menurut kehendak-Nya. Yang terpenting saya akan tetap terus menulis kecuali Allah menghentikannya.
Saya hanya memohon agar Allah selalu melimpahkan kesehatan, kekuatan, semangat, keberkahan serta ridhonya untuk saya. Begitu pula untuk suami dan kedua anak saya. Tanpa ridho-Nya, saya takkan mampu melangkah.
Mari melanjutkan langkah di tahun 2015. Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk-Nya. Aamiin. [Wylvera W.]


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...