Selasa, 14 Mei 2013

Welcome Dinner Mengawali Perhelatan Akbar ASEAN Blogger Festival 2013


 
Hanya beberapa saat melepas lelah setelah menempuh perjalanan Jakarta – Solo selama hampir 17 jam, membuat saya berharap akan ada momen yang bisa mengembalikan stamina. Dan, saya yakin sekali acara malam itu (9 Mei 2013) akan menyegarkan kembali fisik saya.
Selepas magrib, kami sudah harus bersiap menuju kediaman resmi Bapak Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Nama tempat itu adalah Loji Gandrung. Para Blogger yang berjumlah sekitar 250 orang akan disambut oleh acara “Welcome Dinner”.  Kami pun diberangkatkan oleh bus. Satu bus berangkat dari Hotel Kusuma Sahid Prince dan yang satunya lagi dari Hotel Sahid Jaya.

Dalam bus menuju Loji Gandrung (foto: Nchie Hanie)



Malam itu nuansa batik, merupakan dress code yang ditetapkan oleh panitia mewarnai suasana. Diam-diam saya bangga sekali, karena saya pencinta batik sejati. Batik memang tak ada matinya. Kereeen!
Ketika bus berhenti dan menurunkan kami di depan lokasi acara, saya langsung merasakan aura gedung kediaman Bapak Walikota yang dihiasi oleh ornamen bangunan zaman Belanda, tapi tetap menampilkan keartistikan yang megah. Selanjutnya kami diminta untuk melakukan registrasi. Tidak hanya itu, semua tamu (Bloggers) dihadiahi goodie bag. Sebelum mengambil meja yang sudah disediakan, saya masih menyempatkan diri berfoto dengan gadis cantik berbusana indah yang berdiri bagai pagar ayu menyambut kedatangan para tamu.
Narsis walau lapar. ;)
Setelah saling berkenalan dengan sesama Blogger dari kota lain, saya dan teman-teman dari Kumpulan Emak Blogger mengambil tempat di meja bundar bagian tengah. Posisi yang strategis untuk menyaksikan jalannya acara. 
Gala Dinner di Loji Gandrung (foto: Nchie Hanie)
Acara yang dihadiri oleh tuan rumah (Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo), Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementrian Luar Negeri, I Gusti Ageng Wesaka Puja, Direktur IT PT Telkom Indonesia, Indro Utoyo, Begawan Marketing Indonesia, Prof. Hermawan Kartajaya, dan perwakilan US Mission for ASEAN Kedubes Amerika Serikat, Mr. Thomas Bills, memberikan semangat kepada para blogger untuk mengikuti event yang akan berlangsung selama tiga hari ke depannya (10 – 12 Mei 2013).

Bapak Walikota dan Petinggi lainnya

Acara dipandu oleh dua MC keren, Indah Nuriah dan Agus Lahinta. Tarian tardisional membuka “Welcome Dinner” malam itu.  
Retno Kusumo Dance
Sebagai pembicara pertama, tampil Bapak Indra Utoyo dengan paparannya tentang perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Beliau juga mengatakan tentang komitmen PT. Telkom yang mendukung Blogger sebagai Netizen dalam menyebarluaskan postingan-postingan inspiratif di blognya. Sesi ini dilanjutkan dengan penandatanganan MoU (khususnya dalam pengembangan internet) antara PT. Telkom Indonesia dengan Pemerintah Kota Solo.
Indra Utoyo

Selepas penandatanganan MoU
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Bapak I Gusti Ageng Wesaka Puja. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan penuh dari Pemkot Solo untuk event ASEAN Blogger Festival 2013 ini. Menurut beliau, tema sentral acara, “Re-Inviting the Spirit of Culutral Heritage in Southeast Asia” dirasakan sangat relevan sebab kota Solo memiliki warisan yang kaya akan sejarah budaya.
I Gusti Ageng Wesaka Puja dalam sambutannya
Acara makan malam bersama belum dimulai. Kali ini Bapak Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang memberikan sambutannya. FX Hadi Rudyatmo menyampaikan kegembiraannya karena Solo terpilih sebagai tuan rumah dalam perhelatan akbar Blogger se-ASEAN ini. Beliau mengharapkan melalui acara ini ke depannya, citra kota Solo bisa terangkat melalui postingan para blogger di blog. Dalam sambutannya, saya mencatat satu hal yang sangat berkesan tentang visi Walikota Surakarta ini, yaitu Waras (healthy), Wasis (well educated), Wareg (prosperity), Mapan (better quality of living), dan Papan (housing).

FX Hadi Rudyatmo
Selain itu ada satu hal lagi bagian sambutan beliau yang tercatat oleh saya yaitu tentang tiga filosofi Jawa; Lamun Sira Pintar Ojo Ngguroni (apabila kamu pandai jangan menggurui), Lamun Sira Banter Ojo Ndhisiki (apabila kamu cepat jangan mendahului), dan Lamun Sira Sekti Ojo Mateni (apabila kamu sakti jangan membunuh). Jika dikaitkan dengan blogger, menurut beliau jika menguasai teknologi, tetaplah rendah hati dan merakyat. Jangan merasa paling pintar sendiri. Setuju!


Selanjutnya Bapak Walikota membuka dengan resmi perhelatan akbar ASEAN Blogger Festival dan mempersilahkan seluruh undangan untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan.
Malam itu saya kembali terbayang perut yang mulai lapar akibat perjalanan panjang dari Jakarta – Solo, maka hidangan yang serba lezat seperti nasi liwet, timlo, tengkleng, mi godok, wedang jahe, nasi goreng ijo, dan makanan khas Solo lainnya menjadi alternatif pembuka selera di acara “Welcome Dinner”.



Antrian panjang di meja hidangan. :)


Makan malam menjadi bertambah syahdu dan berkesan karena diiringi oleh alunan musik keroncong dengan tembang-tembang lawasnya. 
Lagu keroncong mengiringi acara makan malam
Sambil menikmati makan malam, para Blogger juga menyempatkan diri untuk saling bertukar informasi. Yang belum berkenalan mengambil momen itu untuk saling mengenal. Mengabadikan momen dalam kamera juga menjadi salah satu kemeriahan acara malam itu. KEB tentu saja tak mau ketinggalan untuk berfoto bersama Bapak Walikota Solo.
Emak-emak Blogger bersama Walikota Solo
Begitulah, "Welcome Dinner" malam itu menandai dibukanya acara ASEAN Blogger Festival 2013 untuk beberapa hari ke depan. Tunggu cerita berikutnya. []


Senin, 13 Mei 2013

ASEAN Blogger Festival Indonesia 2013.



Catatan Perjalanan Menuju Kota Solo.

Saya belum pernah mengunjungi kota Solo. Ketika tawaran itu datang, saya langsung antusias. Ya, saya bakal tercatat sebagai salah satu peserta ASEAN Blogger Festival Indonesia (ABFI 2013) dari Kumpulan Emak Blogger yang akan berlangsung selama empat hari (9 – 12 Mei 2013) di kota Surakarta/Solo. 
Sumber Foto: http://2013.blogfest.info/

ASEAN Blogger Festival 2013 di kota Solo merupakan pertemuan para Blogger se-Asia Tenggara. Saya yang belum pernah terlibat di event bergengsi ini, tentu saja sangat bersemangat dan ingin segera mengikuti jalannya acara. Ditambah informasi kota Solo yang kaya akan ragam warisan budaya serta merupakan titik awal kebudayaan ASEAN, membuat saya ingin menjadikan pengalaman pertama ini sebagai sebuah catatan penting sepanjang keterlibatan saya sebagai seorang Blogger.
Dengan berkumpulnya para Blogger se-Asia Tenggara ini diharapkan dapat membantu dalam mempromosikan sektor pariwisata dari masing-masing negara. Meningkatnya kunjungan wisata tentunya akan berdampak pada sumber devisa yang akan mendongkrak peningkatan perekonomian negara tersebut. Dan acara ini tentu saja tidak terlepas dari tujuan  ASEAN Community untuk bersama-sama memajukan sektor sosial dan budaya sesama negara ASEAN.
Para Blogger nantinya diharapkan memposting baik tulisan maupun gambar di blog, meliputi pengalaman perjalanan mereka tentang wisata perjalanan, menikmati ragam budaya, dan kuliner yang akan menjadi ujung tombak dalam memperkenalkannya kepada dunia.
Kembali dengan pilihan keberangkatan menuju lokasi acara. Awalnya saya mengira kami akan diberangkatkan dengan pesawat terbang. Tapi, ternyata tidak. Saya yang belum pernah menempuh perjalanan panjang ke kota Solo dengan bus, merasa tertantang untuk mencobanya. Maka, pada tanggal 8 Mei 2013 saya pun bersiap menuju terminal Lebak Bulus bersama dua orang teman lainnya.
Bus (Gajah Mungkur) yang akan membawa rombongan Blogger (sekitar 35 orang) dari Jabodetabek sudah menunggu di terminal itu. Keberangkatan dari terminal yang sudah terjadwal pun mengalami keterlambatan sekitar setengah jam. Kemunduran waktu ini disebabkan kemacetan yang membuat teman-teman sebus harus terhalangi untuk tiba tepat waktu di terminal itu. Pengalaman pertama dengan bus malam ini membuat saya begitu bersemangat untuk segera tiba di kota Solo. 

Saya dan Irma Susanti duduk sebangku di bus
Perjalanan panjang itu dimulai pada pukul 22.30 WIB. Lagi-lagi perkiraan waktu tiba mengalami kemunduran. Saya yang belum pernah menempuh perjalanan darat dengan bus ke Solo ini, tentu saja merasakan kelelahan yang teramat sangat. Bolak-balik saya melirik waktu di jam tangan saya. Mungkin karena semua peserta di dalam bus sudah merasa mengantuk, maka tak terdengar obrolan di antara mereka. Excited sekali, malam yang gelap membuat saya tak bisa mengalihkan pandangan demi membuang rasa jenuh selama perjalanan. Menutup mata, memaksa untuk terlelap adalah pilihan satu-satunya untuk menstabilkan stamina.
Berhenti di Cirebon
Enam jam lebih sudah terlampaui, namun si Gajah Mungkur belum juga sampai di kota Solo. Bus kami berhenti di sebuah tempat peristirahatan sederhana. Awalnya saya mengira kami sudah sangat jauh dari Jakarta. Ternyata bus kami berhenti di kota Cirebon (masih dekat menurut hitungan jarak saya). Karena kecepatan laju bus menurut saya agak lambat, sempat terpikir untuk menggantikan Pak Sopir di depan...hehehe, mana mungkin ya?

Sarapan di Cirebon (foto: Dian Kelana)
Demi menyegarkan wajah (karena saya tidak sholat waktu itu), saya mencuci muka dan menyikat gigi. Selanjutnya perut yang mulai merasa lapar harus segera diisi. Namun, pilihan sarapan pun tak banyak di situ. Saya memilih teh manis hangat dan menikmati pop mie, sarapan yang sangat standar, tapi cukuplah membuang rasa penat.
Dari Cirebon menuju Solo (foto: Dian Kelana)
Perjalanan dimulai lagi sekitar pukul enam pagi. Saya bersyukur, kali ini rasa jenuh dan bosan dalam bus bisa teralihkan dengan memandang ke luar jendela. Pemandangan di pagi hari memancing teman-teman Blogger untuk segera mengabadikan momen-momen unik yang dilalui. 
Blogger Jabodetabek
Beberapa teman Blogger pun mulai sibuk membidik pemandangan di balik jendela bus dengan kamera mereka. Sayang sekali, saya tak membawa kamera digital Nikon D80 milik suami. Dengan bermodal kamera pocket, saya tak begitu antusias untuk ikut-ikutan mengambil gambar dari balik jendela bus. Khawatir hasilnya tak maksimal karena pantulan kaca jendela. Kembali saya berusaha menutup mata untuk membunuh waktu yang diperkirakan masih lama sekali mencapai kota Solo.
Tiba di kota Solo (Foto: Dian Kelana)





       Begitu sampai langsung registrasi

          Pfiuuuh...! Akhirnya perjalanan kami menghabiskan waktu hampir tujuh belas jam. Kami tiba di Hotel Kusuma Sahid Prince, Jl. Sugiyopranoto 20, Slamet Riyadi, Solo (Surakarta) sekitar pukul 15.30 WIB. Sungguh melelahkan. Saya berharap tenaga dan waktu yang sudah terkuras itu akan terbayar dengan sesuatu yang belum  bisa saya bayangkan. Apa itu?
Tunggu lanjutan catatan berikutnya ya.... []

Sabtu, 04 Mei 2013

Majalah Insani kembali Terbit



 
Alhamdulillah... Majalah Insani milik keluarga besar Bank Indonesia (khususnya ibu-ibu Istri Pegawai Bank Indonesia/PIPEBI) yang kini saya gawangi akhirnya terbit juga. Sedikit terlambat dari target tanggal yang ditentukan, tapi ini tak menjadi halangan untuk tetap mensyukurinya.

Dengan tampilan ilustrasi cover terbaru

Tampilan isi Insani kali ini memang agak sepi, karena iklan yang biasanya memberi warna, di edisi ini tak terlihat sama sekali. Tak cukupnya waktu bagi tim redaksi memberikan penawaran kepada relasi yang sebelumnya pernah mengisi kolom iklan, membuat kolom itu ditiadakan untuk edisi ke-20 ini.
Untuk edisi kali ini, kami mengangkat tema, “Momprenuer, Mimpi atau Tantangan?” Awalnya sedikit terjadi keraguan untuk mengangkat tema tersebut. Mengingat ibu-ibu istri pegawai Bank Indonesia sepertinya tabu untuk berbicara soal bisnis. Fasilitas dan kebutuhan yang selama ini sudah dipenuhi oleh lembaga tercinta inilah, salah satu pemicu keraguan saya sebagai pemimpin redaksi. Tema ini mungkin saja akan menjadi dilema jika diangkat sebagai topik utama dalam Majalah Insani yang bakal dibaca oleh hampir seluruh keluarga besar Bank Indonesia. Saya khawatir akan terjadi pro dan kontra.


Namun, saya berpikir ulang. Sebaga istri pegawai Bank Indonesia, rasanya tak ada salahnya kami ikut berbicara bisnis, apalagi bagi mereka yang memang banyak menghabiskan waktunya di rumah alias bukan pekerja kantoran seperti sang suami. Bisnis itu bisa berupa usaha katering, jual beli pakaian jadi, dan lain sebagainya yang lebih dekat dilakukan oleh ibu-ibu rumahan. Akhirnya usulan tema ini pun disepakati. Jadilah tulisan dari pengalaman ibu berbisnis itu mengisi halaman Insani di edisi kali ini. Diwarnai dengan artikel-artikel lainnya yang sudah menjadi rubrik khusus di Insani, melengkapi edisi kali ini.



          Sebagai pemimpin redaksi yang baru seumur jagung, saya tak luput dari kekhilafan. Tampilan dan sajian Majalah Insani kali ini mungkin tak semulus dari edisi-edisi sebelumnya. Mulai dari tampilan cover maupun isi tentu saja terselip kekurangan di sana-sini yang mungkin saja nanti akan menjadi bahan kritik bagi pembacanya. Namun, semua itu akan saya jadikan catatan masukan untuk ke depannya kelak.



 
        Demi membagi rasa syukur akan keberhasilan kami sebagai tim redaksi untuk mempertahankan agar majalah ini tetap terbit, saya tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah ikut terlibat dalam proses terbitnya. Semoga di edisi berikut saya dan teman-teman setim bisa memberikan sajian yang lebih bermutu dan menginspirasi. Aamiin. []

NB:
Bagi yang ingin memasang iklan di Majalah Insani, silakan cek tarifnya.




LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...