Sabtu, 31 Desember 2011

Ya Allah, Beri Aku Satu Saja...


Ini buku antologiku yang keenam, bersama Nurul Asmayani, Viana Akbari, dkk.
Diterbitkan oleh Quantum Media.

"Kehidupan rumah tangga Ibrahim AS dan istrinya Sarah penuh perjuangan. Setelah terasing di antara para penyembah berhala di kota raja Namrud. Lalu peristiwa pembakaran Ibrahim, disusul perjalanan panjang mereka menuju kota baru yang lebih aman. Semuanya sangat melelahkan. Semua rangkaian ujian keimanan itu semakin berwarna ketika buah hati yang dinantikan Ibrahim AS sebagai penerus risalah tak jua hadir mengisi hari-harinya.

Berpuluh tahun penantian itu mereka lalui (sebagian ulama berpendapat penantian Ibrahim selama 40 tahun). Tak terbayang, betapa sepinya hari. Betapa gemuruhnya lantunan doa yang mereka panjatkan. Betapa segala ikhtiar juga mereka upayakan.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.” (Q.S. As-Saffat:100)

 Ibrahim kemudian menikahi Hajar, wanita yang diberikan oleh Raja Mesir sebagai hadiah kepada Sarah. Hingga datanglah kabar gembira itu.
“Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).” (Q.S.as-Saffat:101)

Tak lama, Hajar hamil dan melahirkan Ismail. Anak lelaki yang sabar dan diharapkan akan meneruskan perjuangan ayahnya. Melambung syukur dan bahagia Ibrahim AS. Namun, rupanya kembali Allah menguji kemurnian cinta dan imannya.

Allah memerintahkan pada Ibrahim untuk membawa anaknya Ismail bersama ibunya ke sebuah
tempat yang sangat jauh dan belum berpenghuni. Duhai, seperti apakah warna hati Ibrahim saat itu? Sedih tentu saja. Namun Ibrahim adalah seorang Nabi yang teruji cintanya.

Meski belum tahu hikmah apa yang akan Allah bentangkan di balik kejadian itu kelak, Ibrahim membawa keluarganya ke lembah tak bertuan itu. Di tempat di mana saat ini berdiri Baitullah.

Ditinggalkannya kedua belahan jiwanya tanpa sanggup menoleh lagi. Hingga tiba di suatu tempat bernama Tsaniyyah dan Hajar sudah tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadapkan wajahnya melihat tempat Hajar dan Ismail ditinggalkan. Dengan mengangkat kedua tangannya, ia berdoa,”Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman, di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Wahai Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka berupa buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”[1]

Bertahun-tahun berlalu. Rindu Ibrahim pada Ismail luar biasa. Dilangkahkannya kaki menemui putranya yang kini menginjak remaja. Namun, kembali cinta itu diuji.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (Q.S. As-Saffat:102)

Allah…apa warna hati Ibrahim AS dan Ismail AS saat itu? Sungguh, hanya Dia yang tahu. Anak yang begitu dirindukan kehadirannya, diperintahkan untuk ditinggal di sebuah tempat tak berpenghuni. Lalu kini, saat anak itu menjelma remaja, diperintahkan untuk dikurbankan? Tapi, inilah ujian cinta. Dan Ibrahim serta Ismail tahu benar, bahwa Allah tak pernah menyiakan apapun amalan mereka.
“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya di atas pelipisnya (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh engaku telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah Kami member balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya, ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (kambing). Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, “Selamat sejahtera bagi Ibrahim.” Demikianlah Kami member balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (Q.S. As-Saffat:103-111)

Subhanallah. Sempurnalah cinta Ibrahim AS hingga ia dijuluki Khalilullah, kekasih Allah. Beratnya ujian, dan panjangnya penantian kini telah Allah ganti dengan ganjaran yang lebih besar. Abadilah nama Ibrahim dalam pujian kita, “Salaamun `ala Ibrahim.”

Lalu, tibalah kabar gembira berikutnya. Para malaikat datang ke tempat kediamannya di Palestina. Membawa sebuah kabar besar tentang kelahiran penerus risalah dari rahim istrinya Sarah.
“Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat (atas kamu).” Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Janganlah takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut.” Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya`qub. Dia (istrinya) berkata, “Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib.” Mereka (para malaikat) berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai Ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.” (Q.S. Hud: 69 – 73)

Ya, tak ada yang mustahil ketika Allah telah berkehendak dan memutuskan. Maka mengandunglah Sarah yang sudah berusia 90 tahun itu. Hingga lahirlah dengan selamat seorang bayi laki-laki bernama Ishaq yang kelak menjadi Nabi Allah juga. Sempurnalah kebahagiaan itu. Usailah penantian panjang mereka selama berpuluh tahun.

Sebuah pelajaran besar tentang kesabaran dan pengorbanan yang tak pernah putus disajikan oleh keluarga Ibrahim AS untuk kita. Subhanallah.
***

Tulisan di atas diambil dari Bab 1 buku "Ya Allah, Beri Aku Satu Saja... Tutur Jujur Para Pendamba Momongan". Diterbitkan oleh Qultum Media, Jakarta. Terbit Desember 2011. Semoga bukunya kelak akan memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembacanya. Buku ini kami persembahkan bagi pasangan yang masih menanti kehadiran buah hati. Harapan itu selalu ada pada setiap ikhtiar yang kita upayakan. Pun, juga untuk para Ayah Bunda yang telah merajut cinta bersama buah hatinya. Bersyukurlah, amanah itu kini sudah berada di buaian.

Kisah-kisah dalam bab berikutnya di buku ini akan menuturkan suka duka penantian buah hati.
Tentang sebuah penantian yang masih belum berakhir. Tentang kuntum-kuntum cinta yang kemudian disunting Allah. Dan tentang warna-warni penantian yang berbuah bahagia.
Buku ini akan memberikan pemahaman pada kita, bahwa Allah mengabulkan doa dan harapan selalu pada saat yang tepat. Saat seluruh upaya telah dikerahkan. Saat kita sebagai manusia berada pada titik maksimal kepasrahan kepada Allah. Saat tak ada lagi kekuatan yang kita harapan selain kekuatan dan kekuasaan-Nya."

Tertarik membaca dan memiliki?
Untuk info harga dan pemesanan, silakan hubungi saya ya.

[1] Dalam shahih Bukhari

WRITER FOR TRAINER


"Menjadi Trainer Penulisan?"
Iya, kenapa tidak.

Setelah  terjun di dunia penulisan, banyak kesempatan yang menghampiri saya. Diantaranya menjadi tenaga pengajar ekstrakurikuler di SDIT Thariq Bin Ziyad, Pondok Hijau Permai, Bekasi. Pernah mengisi acara roadshow Pink Berry Club dan Kecil-Kecil Punya Karya (dari Penerbit DAR! Mizan) untuk murid-murid SMP dan SD di Jabodetabek, serta mendongeng di sekolah Taman Kanak-Kanak. Semua kesempatan dan pengalaman itu meminta saya berbagi tentang dunia menulis.
 
Selanjutnya, sebuah tantangan baru merangsang semangat saya untuk lebih mempertegas diri di dunia kepenulisan. Tantangan itu adalah pelatihan untuk menjadi Trainer Penulisan.
Wow! Ini tak boleh disia-siakan. Pengalaman sebagai penulis dan pernah mengikuti pelatihan editor di Mizan Publishing House, Bandung, saya jadikan modal kepercayaan diri untuk menimbal ilmu yang jauh lebih luas lagi, menjadi seorang Trainer Penulisan.

Maka, pada tanggal 25 Desember 2011 yang lalu, saya dan teman-teman penulis lainnya pun mengikuti workshop Writer for Trainer dengan Penulis dan Trainer Penulisan yang mumpuni, Benny Rhamdani.

Jumat, 30 Desember 2011

For The Love of Mom
















Ini buku antologiku yang keempat, bersama Dyah Prameswarie, dkk di Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN).
Diterbitkan oleh Penerbit Imania, Oktober 2011.


Bagaimana Anda mendeskripsikan ibu Anda? Sebagai sumber air yang cintanya tak berhenti mengalir? Atau bagai kunang-kunang yang menuntun Anda pada setapak jalan pulang?
For The Love of Mom, kisah tentang sosok ibu yang tiada duanya. Mulai dari perjuangan seorang ibu yang rela pergi ke negara seberang hanya untuk menghidupi anak-anaknya hingga seorang ibu yang pandai menjalin komunikasi dengan anak gadisnya.
Semuanya tentang ibu-ibu hebat! Semuanya tentang cinta. Cinta ibu kepada anaknya. Dibalut dalam gaya bertutur yang ringan, buku ini sanggup mengaduk-aduk emosi Anda.
Jadi tunggu apa lagi? Siapkan semua keberanian Anda untuk bersimpuh di kaki ibu dan katakan: "Ibu, aku mencintaimu."

Kamis, 29 Desember 2011

DUA SISI SUSI



Ini buku antologiku yang ketiga, bersama Donatus A. Nugroho, Erry Sofid, Shinta Handini, dkk dari Grup Cerita Nulis Diskusi Online (CENDOL). Sebuah kolase kisah misteri bertegangan tingkat tinggi, disertai 34 kisah nyata yang sangat mencekam.
Diterbitkan oleh Universal Nikko, Juli 2011.


Sinopsis:
Siapakah Sejatinya Susi?
Putihkah? Hitamkah?
Perhatikan pisau tajam di tangan kirinya dan bunga tulip hitam di tangan kanannya. Kau tak akan pernah tahu, siapa Susi sebenarnya...
Dia yang hadir tersenyum di meja makanmu, menawarkan secangkir kopi manis, tapi malam harinya dia akan mengganggu tidur lelapmu!
Kau tak akan pernah tahu siapa dia...
Sampai tiba waktunya kau akan dibawanya ... ke sebuah tempat, dimana hidup dan matimu akan ditentukan olehnya.



Para Guru Kehidupan



Ini buku antologiku yang kedua, bersama Epri Tsaqib, Achi TM, Ina Inong, Setiawan Chogah, dkk.
Diterbitkan oleh Geraibuku.com - April 2011.
                                                    
                                                    Ceritaku di buku ini.


24 Jam Sebelum Menikah



Ini buku Antologi pertamaku bersama Koko Nata, Aura Nafisha, dkk.
Kumpulan kisah tentang pengalaman para penulisnya ketika menghadapi saat-saat penting, 24 jam sebelum mengawali kehidupan berumah tangga. Diterbitkan oleh Lingkar Pena Publishing House, 2009.

                                          Ceritaku dalam buku ini.



Summer Program for Kids Chambanavoy (Part 2)

Inilah episode akhir dari kegiatan Summer Program kami waktu itu. Setelah melewati beberapa kegiatan di minggu-minggu sebelumnya, di penghujung rangkaian acara, kami menggelar kegiatan "Olahraga". Dua jenis olahraga di bawah ini sama-sama menggunakan bola, tapi yang satu namanya soccer yang lainnya kata Ibu tutornya bol-bolan (jenis permainan anak dari Jawa). Anak- anak kami begitu bersemangat mengikuti sesi olahraga ini.

Soccer (bersama Om Indra & Om Tio)
Bol - bolan
Selesailah sudah semua materi yang kami susun untuk kegiatan yang menghabiskan waktu satu setengah bulan itu. Untuk mengemas seluruh kegiatan yang sudah berjalan dengan baik ini, kami kembali mencari ide untuk mengakhiri kegiatan ini agar berkesan di suatu hari nanti.
Untuk itu, kami (para Tutor) pun sepakat untuk menggelar acara "Penutupan Summer Program For Kids 2008". Tapi, akhirnya nama kegiatan ini diubah menjadi "Summer Madrasah 2008" Orchard Down, Urbana - Illinois, karena kegiatannya memang bernuansa Islami rasanya judul kegiatannya pun harus diubah.
Sajian foto-foto di bawah ini adalah bagian dari rangkaian acara penutupan yang diadakan di rumah Mas Aria & Mbak Riyan (terimakasih atas tempat & waktunya untuk acara ini).

Pembacaan Al Qur'an dan Saritilawah: Asri & Zahra
Sekapur sirih: Mbak Utien
Pagelaran Anak-anak Summer Madrasah
Puisi untuk Guru: Mira
MC. Cilik (Dinda, Zahra & Mira)

Krucil : Membaca Doa & Menyanyi
Moli, Andien, Icha, Keysa




Puisi: My Dad & Me (Khalid)
Puisi "Doa kepada Illahi" (Asri)

Surah Al Ikhlas & Annas : Ain & Jovan
Story about Summer Madrasah by Dinda

Story about My Weekend: Taqia

Singing together : "Thank You Allah"

Acara ini pun diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh anak dan para Tutor yang sudah berdedikasi dalam kegiatan "Summer Madrasah for Kids 2008".

Pembagian sertifikat (maaf, nggak semuanya diposting fotonya ya.:)











Terimakasih buat Om Muhlis (Tutor Menggambar), yang sudah men-design sertifikat yang bagus ini.


Demikianlah rangkaian cerita kami selama mengikuti, mengajar, menjadi murid, bermain dan berkumpul bersama keluarga muslim Indonesia dalam "Summer Madrasah 2008 Orchard Down, Urbana - Illinois". Semua ini telah menjadi sebuah kenangan indah yang tak pernah terlupakan setelah kami kembali ke tanah air. []

                                                             * THE END *

Foto      : Wiwiek & A. Muhlis

KAKI KIMO KENA KACA


Ini buku bacaan anak karyaku yang ketujuh.
Seri Hupi dan Hupa, diterbitkan oleh DAR! Mizan, September 2011.

Sinopsis:
Suatu hari, kaki Kimo terluka. Mengapa itu bisa terjadi? Ternyata, ada yang membuang sampah sembarangan. Kimo tidak sengaja menginjak pecahan gelas. Apa yang dilakukan Hupi dan Hupa untuk mencegahnya? Baca terus kisahnya, ya...

PRINCESS KIM YUNG


Ini buku bacaan anak karyaku yang keenam.
Dongeng Dunia Princess, Princess Kim Yung dan 24 Kisah Princess Korea Lainnya, diterbitkan oleh DAR! Mizan, Juni 2011.

Sinopsis:
Kecapi 24 Senar milik Kerajaan Hunju tiba-tiba tidak bisa dimainkan lagi. Senar kecapi ke-24 yang terbuat dari serat sutera tidak mau lagi mengeluarkan bunyi. Sehingga ke-23 senar yang lain pun tidak bisa berbunyi. Padahal, suara Kecapi 24 Senar itu adalah sumber kebaikan bagi Kerajaan Hunju.
Untuk mengembalikan ke-24 bunyi senar itu, Princess Kim Yung harus mengumpulkan kisah-kisah istimewa yang pernah dialami oleh 24 princess di negeri Korea. Setiap kali Princess Kim Yung memperoleh satu kisah, maka satu senar kecapi berbunyi lagi.
Ditemani oleh Sin Ji, si Burung Raksasa yang indah, Princess Kim Yung melakukan perjalanan panjang yang melelahkan demi mendapatkan kisah-kisah istimewa itu.
Mampukah Princess Kim Yung melakukan tugas mulia itu? Baca terus kisahnya hingga selesai ya...

Rabu, 28 Desember 2011

TAWON dan PENCURI POHON


Ini buku bacaan anak karyaku yang kelima.
Seri Hupi dan Hupa, diterbitkan oleh DAR! Mizan, Juni 2011.

Sinopsis:
Hupi resah menyaksikan pohon-pohon di Hutan Lestari semakin berkurang. Ternyata, ada penebang pohon misterius yang sering menebangi pohon. Hupi dan kawan-kawan berencana untuk menangkapnya. Hupa mengusulkan menjebak pencuri itu dengan tawon. Tapi, bagaimana caranya ya? Apa tidak takut disengat?

MEMAAFKAN ITU INDAH



Ini buku bacaan anak karyaku yang keempat.
Seri Hupi dan Hupa, diterbitkan oleh DAR! Mizan, Juni 2011.

Sinopsis:
Sudah lama Hupi menginginkan gelas bergambar bola. Ia sangat senang ketika mendapatkan gelas impian itu dari ayahnya. Ia ingin menunjukkan gelas itu kepada teman-temannya. Tapi, ketika ia ingin memamerkan gelasnya, gelas itu sudah terbelah dua. Mengapa gelas itu bisa pecah? Siapa yang memecahkannya?

KUE KEJUJURAN


Ini buku bacaan anak karyaku yang ketiga.
Seri Hupi dan Hupa, diteribitkan oleh DAR! Mizan, Februaru 2011.

Sinopsis:
Hupi, Hupa, dan teman-temannya tampil memainkan angklung di pentas Budaya Nusantara. Setiap kali latihan, Kimo bertugas menyediakan kue-kue lezat untuk disantap pada jam istirahat. Tapi, mengapa semakin hari badan Kimo semakin membesar, ya?

HARI ULANG TAHUN PRINCESS BAASITHA



Ini buku bacaan anak karyaku yang kedua.
Seri Islamic Princess, Mengenal Asmaul Husna Lewat Dongeng.
Diterbitkan oleh DAR! Mizan, Februari 2011.

Sinopsis:
Princess Baasitha mengundang anak-anak dari keluarga miskin yang ada di sekitar istana untuk makan siang bersama. Tapi, setelah anak-anak berkumpul di ruang makan, hanya kue dan permen yang dihidangkan oleh para pelayan. Bagaimana ini bisa terjadi?

ASYIKNYA BEKERJASAMA