Selasa, 21 April 2015

Sehari di Pulau Bidadari



Undangan Vlogger Gathering (dokpri)
Saat informasi seleksi peserta “Vlogger Gathering” disebar, saya buru-buru mendaftar. Destinasinya itu lho yang bikin saya tergiur. Lokasinya pun sangat dekat dengan Jakarta. Namanya Pulau Bidadari. Salah satu gugusan pulau yang terdapat di Kepulauan Seribu, dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari.

Saya sudah berkali-kali membaca dan melihat keindahan pesona alam Pulau Bidadari ini, tapi hanya lewat media. Itu sebabnya saya ingin sekali berkunjung ke sana, tapi belum juga kesampaian. Ternyata rezeki memang enggak kemana. Saya lolos sebagai salah satu peserta yang akan mengikuti “One Day Trip to Pulau Bidadari”. Wow! Senangnyaaa ...!

Ini hasil datang kepagian (foto: Emak Gaoel)
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Kamis, 16 April 2015. Saya bersama dua rekan Vlogger lainnya berangkat dari Bekasi tepat pukul 05.30 WIB. Kami sengaja memilih berangkat lebih pagi menuju Pantai Marina Ancol. Tidak ada yang berani memrediksi lancar atau tidaknya arus tol Bekasi – Ancol di hari kerja. Lebih baik kami tiba lebih awal ketimbang terjebak kemacetan. Kami beruntung, karena tol masih lancar pagi itu. Seandainya ada pemilihan peserta terpagi yang tiba di area dermaga, mungkin kami bertiga bisa dapat voucher gratis menginap di Pulau Bidadari. *hehe ... ngarep* 

Registrasi dulu (dokpri)

Marina Lounge and Reservation (dokpri)

Sesuai rundown acara yang sudah dibagikan oleh teman-teman admin Vivalog, sebelum berangkat kami harus registrasi terlebih dahulu. Sambil menunggu jam keberangkatan, Vlogger diminta berkumpul di Marina Lounge PT. Seabreez Indonesia. Ada hidangan teh dan kopi hangat di sana.
Futu-futu dulu :) (dokpri)
Twitpic pertamax (dokpri)
Lalu, bukan Vlogger namanya kalau tidak memanfaatkan setiap waktu senggang. Waktu menunggu pun kami pakai untuk temu kangen dan berfoto-ria. Bahkan saya sudah mengawali postingan foto perdana untuk diikutkan di lomba twitpic dalam acara itu. *curi start*

Siap Berangkat
Sedikit lewat dari jadwal keberangkatan yang ditetapkan. Sekitar pukul 09.45 WIB, kami pun diarahkan untuk berkumpul di dermaga 17. Dari dermaga inilah speedboat berangkat, membawa rombongan Vlogger, admin Vivalog, dan kru ANTV menuju Pulau Bidadari

Foto dulu dong sebelum berangkat (dokpri)

Jujur saja, saya yang belum pernah ke Pulau Bidadari, awalnya membayangkan akan naik kapal kecil, goyang-goyang, dan bakal pusing. Ternyata speedboat-nya nyaman banget. Malah bisa jalan-jalan sambil berfoto-foto narsis di dalamnya. *sebab narsis itu adalah nama tengah Vlogger*
Speedboat-nya nyaman banget (dokpri)
Memberdayakan tongsis di dalam speedboat :) (dokpri)
Perjalanan menuju Pulau Bidadari tidak membutuhkan waktu terlalu lama. Sekitar dua puluh menit, kami pun tiba di dermaga Pulau Bidadari Eco Resort. Kami masih menyempatkan diri untuk berfoto-ria di dermaga kayu itu. Begitu turun dari speedboat, beberapa meriam yang diletakkan di depan dermaga juga menjadi objek yang sayang untuk tidak diabadikan dalam kamera.

Di depan Pulau Bidadari Eco Resort (dokpri)
Meriam yang unik (dokpri)

Sejenak mata saya menyapu pandangan ke sekitar. Pantai yang bersih dengan pasir di sekitar dermaga yang putih dan halus langsung memberi kesan sejuk. Benar-benar memukau.

Siapa yang nggak pengin ke sini coba?
Begitu tiba di gerbang masuknya, kami disambut oleh welcome drink dengan iringan tarian selamat datang. 
Welcome dance

Welcome drink (dokpri)

Selepas acara sambutan, saya menyempatkan diri mengambil foto para resepsionis di pintu masuk resort. Merekalah yang akan selalu menyambut kedatangan para wisatawan ke resort itu.
Resepsionisnya manis ya :) (dokpri)
Lokasi briefing-nya persis di depan panggung utama (dokpri)
Sebelum menelusuri pulau, Vlogger menyimak arahan di sesi briefing dari Staff Seabreez yang sekaligus bertugas sebagai MC.

Telusur Pulau
Saatnya menelusuri pulau. Saya pun sigap menyiapkan perlengkapan untuk merekam semua momen. Dari android sampai voice recorder siap dioperasikan. Perjalanan kami dipandu oleh tour guide yang ramah, informatif, dan kocak. Sambil berjalan bersama rombongan, saya tetap mengaktifkan voice recorder dan sibuk membidik objek.

Menelusuri pulau ditemani tour guide yang kreatif (dokpri)
Pulau Bidadari adalah salah satu pulau yang dikelilingi oleh pepohonan besar yang rindang. Dari sesi telusur pulau itu, saya sempat melihat beberapa tanaman langka. Sedikit susah menyebut nama latinnya. Ada pohon perdamaian (baringtonia exelsa), pohon kayu hitam (diospyros maritama), pohon kepuh (sterculia foetida), pohon sentigi (pempis acidula), serta beberapa tanaman buah. Di Pulau Bidadari juga terdapat hutan mangrove yang terpelihara dengan baik. Pepohonan ini bisa jadi daya tarik bagi pengunjung yang gemar dan hobi mempelajari jenis-jenis pohon langka. 

Ini salah satu yang tertangkap kamera saya (dokpri)
(dokpri)
Katanya, nama "Bidadari" itu diilhami oleh pulau lainnya yang ada di Kepualuan Seribu. Dua diantaranya, yaitu Pulau Nirwana dan Pulau Putri. Secara geografis, Pulau Bidadari berada di antara gugusan beberapa pulau. Antara lain, Pulau Onrust, Pulau Kelor, dan Pulau Khayangan.

Pulau Bidadari dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata di Kepuluan Seribu karena lokasinya yang indah dan menyimpan bangunan bersejarah. Pada tahun 1970, PT. Seabreez mengelola pulau ini menjadi lokasi resor wisata.

Floating Cottage
Perjalanan menelusuri pulau pun berlanjut ke tempat-tempat penginapan. Beberapa diantaranya dedesain terapung di atas laut. Berbentuk rumah panggung diatas air. Floating cottage nama kerennya.
Coba bayangkan betapa damainya bermalam di rumah kayu itu (dokpri)
Ini salah satu isi kamar floating cottage-nya (dokpri)
Saat menikmati keunikan floating cottage, saya begitu terpesona. Sebagai seorang penulis, langsung terbayang di benak saya kenyamanan menginap di sana. Sambil mengetik merangkai ide dan sesekali menatap laut lepas. Saya yakin ceritanya pasti sangat romantis. Ah! Semoga masih ada kesempatan berikutnya untuk bermalam di sana.

Beningnya air laut benar-benar menyegarkan pandangan (dokpri)
Tidak hanya floating cottage yang tersedia. Pulau Bidadari Eco Resort juga menyediakan lima jenis unit fasilitas. Terdiri dari 10 unit standart room, 6 unit suite cottage, 8 unit family floating cottage, 12 unit family cottage, 23 unit deluxe cottage. Semuanya sangat nyaman untuk dihuni. Wisatawan tinggal memilih yang sesuai dengan kebutuhannya.
Saat menelusuri pulau ini, ada momen yang tidak mungkin saya lupakan. Saking terpesona pada lokasi dan penataan floating cottage-nya, saya tidak awas pada alat rekam yang sejak awal nangkring di saku celana. Akhirnya tidak bisa dielakkan lagi, alat rekam kesayangan saya itu nyemplung ke laut dangkal di lokasi tersebut.Sempat lemas juga sih, sebab di sana ada beberapa hasil liputan yang belum sempat dipindahkan.

Syukurlah, penjaga pantai begitu sigap membantu mengambilnya kembali. Salut dengan kesiagaan mereka. Tapi, sayangnya karena alat itu basah, saya tidak bisa lagi merekam informasi dari tour guide yang mendampingi kami. But the show must go on. Tak ada kata patah semangat. Saya masih punya hape dan kamera yang siap melanjutkan merekam keindahan alam Pulau Bidadari.

Pantai dan Pohon Jodoh
Beberapa peninggalan bersejarah dari zaman penjajahan Belanda menjadi daya tarik Pulau Bidadari. Daya tarik itu pula yang melengkapi pesona pantai berpasir putih dengan air lautnya yang jernih. 

Kalau saya datang bersama suami, pasti fotoan di sini deh (dokpri)
Salah satu dari pantai itu bernama Pantai Jodoh. Selain itu, ada juga Pohon Jodoh. Konon, pohon ini diyakini mampu melanggengkan cinta kasih para pasangan yang berfoto di bawahnya. Sehingga di sekitar pohon ini sering digunakan untuk pemotretan pre-wedding.

Ada Dolphin di Pulau Bidadari
Dolphin (lumba-lumba) juga menjadi salah satu daya tarik Pulau Bidadari Eco Resort. Jika ingin membawa keluarga/anak-anak, pertunjukan lumba-lumba ini pasti akan membuat mereka gembira. 

Dolphin-nya ada di dalam situ (dokpri)

Dolphinnya sedang istirahat (dokpri)
Kita bisa berenang bersama lumba-lumba itu. Waktu dan tarif per paketnya sudah tersedia di lokasi tersebut. Sayangnya waktu saya dan teman-teman Vlogger berkunjung tidak tepat. Lumba-lumba itu sedang beristirahat dan belum saatnya menerima tamu.

Daya Pikat Benteng Martello  
Sesi menulusuri pulau sampai pada bangunan bersejarah. Bangunan yang tidak utuh lagi itu bernama Benteng Martello (Martello Tower). 
Benteng Martello yang tetap kokoh sebagai saksi sejarah (dokpri)
Benteng yang terbuat dari batu bata merah ini didirikan oleh VOC pada abad ke-17. Bangunan berbentuk lingkaran ini adalah tempat pertahanan dari serangan musuh pada zaman penjajahan Belanda dulu.

(dokpri)
Sisa-sisa reruntuhan Benteng Martello yang merupakan peninggalan bersejarah ini menjadi objek menarik di Pulau Bidadari. Sering juga digunakan sebagai setting foto pre-wedding.

Habitat Biawak, Elang Bondol, dan Rusa Totol 
Menurut informasi dari tour guide, ada sekitar 100 ekor biawak yang hidup bebas di Pulau Bidadari. Mereka sudah terbiasa melihat manusia. Jadi, tidak perlu takut jika bertemu dengan biawak-biawak itu. Sayang, saya tidak sempat melihat biawak-biawak itu.

Selain biawak, ada juga jenis elang bondol, jenis burung yang dilindungi karena habitatnya hampir punah di dunia. Burung ini membuat sarangnya di atas pohon tinggi dekat Martello Tower. Elang bondol ini menjadi ikon kebanggaan kota Jakarta.

Semoga habitat rusa totol ini bertambah ya
Satu lagi yang akan menarik perhatian pengunjung, yaitu rusa totol. Rusa ini sama jenisnya seperti yang ada di Istana Bogor dan Monas. Katanya, dulu hanya ada sepasang yang hidup di Pulau Bidadari. Sekarang sudah bertambah menjadi enam ekor. Rusa-rusa ini dipelihara dan dibuatkan kandang yang cukup tinggi. Tujuannya agar mereka tidak mudah melompat dan berlarian ke pantai.

Saung Kreatif dan Batu Refleksi
Saung kreatif ini sangat cocok untuk wisata edukasi. Di sini kita bisa melihat pengolahan sampah menjadi kompos. Selain itu ada juga proses pembuatan bahan kerang menjadi aneka barang kerajinan. Beberapa diantaranya adalah bingkai pigura, tempat tisu, dan lainnya yang bisa diperolah sebagai suvenir.

Batu refleksi yang bikin nyengir (Foto: Lidya F)
Selepas dari saung kreatif, kita bisa menikmati pijatan kaki. Saya menyebutnya sebagai “Batu Refleksi”. Beberapa teman Vlogger sempat mengadu kekuatan di sini. Siapa yang paling lama bertahan berjalan di atas batu-batu itu, maka tidak diragukan lagi kalau fisiknya kuat, sehat, dan minim dari penyakit. Saya hanya mampu bertahan enam kali bolak-balik. Sudah hebat kan itu? *maksa*

Wisata Air, Pendopo, dan Bersepeda
Selain menikmati dataran di lokasi Pulau Bidadari, pengunjung juga bisa menikmati wisata air. Silakan mencoba water sofa, banana boat, dan canoe (kayak laut). Jika tidak ingin berjalan kaki, kita bisa bersepeda menelusuri keindahan pulau. Ada juga lokasi memancing dan berenang.

Gawang mini futsal (dokpri)
Sejumlah pendopo juga disediakan pihak pengelola resort untuk bersantai dan merebahkan badan setelah lelah mengitari pulau. Yang hobi berolahraga, disediakan lapangan basket, mini futsal, volley, tenis meja, dan jogging track.

Menikmati Hidangan Makan Siang dan Ishoma
Selepas berjalan mengitari pulau nan indah, Vlogger dimanjakan oleh hidangan makan siang yang menggoda. Dari beberapa menu yang disajikan, saya cukup memilih mi goreng, ayam asam manis, capcai, dan buah segar sebagai pengganti energi.
Sajian prasmanannya bersih (dokpri)
Ini menu pilihan saya (dokpri)
Mushola yang bersih dan sejuk (dokpri)
Masih ada waktu untuk rehat. Vlogger diberi kesempatan untuk menunaikan sholat di mushola yang bersih dan nyaman. Tempatnya tidak jauh dari area panggung utama Pulau Bidadari.

Talkshow
                                                

Acara berikutnya adalah talkshow yang terbagi menjadi tiga sesi.
Materi pertama, tentang “Tantangan Kepariwisataan di Indonesia” oleh Bapak DR. H. Agus Rochiyardi, MM, Presiden Direktur PT. Seabreez Indonesia. Dalam paparannya Pak Agus mengharapkan terciptanya sinergi dan kolaborasi antara Blogger, Vivalog serta pihak pengelola lokasi wisata Pulau Bidadari (PT. Seabreez Indonesia) demi mengatasi tantangan dan kendala di bidang kepariwisataan kawasan resort tersebut.

Bapak DR. H. Agus Rochiyardi (dokpri)
Sesi kedua dilanjutkan oleh Bapak Mariadi dari viva.co.id. Dalam rangkaian penjelasannya beliau mengatakan, “Blogger adalah duta promosi potensi wisata Jakarta.” Terbayangkan? Betapa bangganya saya menjadi seorang blogger. Karenanya, saya bisa sampai ke pulau yang cantik itu. Bagaimana dengan Anda?

Bapak Mariadi dari viva.co.id (dokpri)
Di bagian materinya, Bapak Mariadi juga menjelaskan tentang keuntungan menggunakan Vivalog. Jika ingin berbagi serta meningkatkan traffic blog, salah satu yang bisa dilakukan blogger adalah dengan mengirimkan tulisan dan link URL blognya di Vivalog.Yuk, sering-sering posting di sana.

Ibu Terry (dokpri)
Sesi terakhir di acara talkshow adalah tentang “Personal Agent” sebagai mitra kerja PT. Seabreez Indonesia. Materi ini disampaikan oleh Ibu Tery, Marketing PT. Seabreez Indonesia. Selain menjelaskan tentang keuntungan menjadi personal agent, Bu Terry juga mempromosikan keindahan pesona Pulau Bidadari. 

Saya Menang Lomba!
Sejak tour dimulai, teman-teman panitia (admin Vivalog) menggelar beberapa acara lomba untuk para Vlogger. Salah satunya adalah lomba twitpic. Saya yakin, semua Vlogger yang sejak awal sibuk menangkap objek dalam kameranya deg-degan menunggu pengumuman lomba.
Senangnya dapat voucher one day trip gratis (dokpri)
Tidak terkecuali saya yang sudah bela-belain membawa-bawa tongsis sepanjang tour. Ada usaha, Insya Allah ada hasil tentunya. Saya terpilih sebagai pemenang utama di lomba twitpic itu. Senangnya bukan main menerima hadiah voucher one day trip lagi. Alhamdulillah, jadi pengobat kecewa saat voice recorder nyemplung ke laut.

Menunggu Waktu Pulang
Masih banyak waktu yang diberikan panitia untuk menikmati Pulau Bidadari. Saya dan beberapa teman Vlogger memanfaatkannya untuk melihat-lihat fasilitas lain yang tersedia. 
Tinggal pilih mau memulai dari mana (dokpri)
Prasasti bersejarah (dokpri)
Restoran yang menyajikan ragam menu pilihan (dokpri)
Sejak awal disebut-sebut kalau lokasi resort ini sering digunakan sebagai tempat pengambilan foto dan video pre-wedding. Saya sempat berpikir, di mana ruang make up-nya. Ternyata pihak pengelola juga menyediakan make up room yang nyaman. Pantaslah selalu ada saja yang memilih lokasi ini untuk foto-foto menjelang pernikahan.

Wah! Di resort ini juga tersedia karaoke room dengan koleksi ratusan lagu yang bisa dinyanyikan. Semoga kalau punya kesempatan berkunjung lagi, saya dan keluarga pengin mencoba karaoke room-nya juga deh. Asyik banget ya, sambil refreshing bisa nyanyi-nyanyi juga melepas semua kepenatan.

Semua yang disajikan di Pulau Bidadari Eco Resort ini tidak hanya untuk wisatawan dewasa. Bagi Anda yang ingin membawa keluarga, tempat ini sangat pas dan menyenangkan. Bahkan untuk kegiatan outbond dan acara gathering perusahaan pun sangat memungkinkan.
Toko Cinderamata (dokpri)
Sebelum benar-benar meninggalkan kawasan resort, kita bisa mampir sejenak di toko cinderamatanya. Tinggal pilih barang apa yang akan dibeli dan dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Kembali ke Pantai Marina Ancol
Sekitar jam enam sore itu, kami pun harus kembali ke Marina Ancol. Setelah sesi foto bersama, para Vlogger dan panitia kembali menaiki speedboat menuju dermaga Marina Ancol. Masih belum usai sajian yang diberikan panitia.
Pulau Kahyangan dari kejauhan (dokpri)

Kami masih diberi kesempatan melihat Pulau Kahyangan, Pulau Onrust, dan Pulau Kelor dari atas speedboat. Sayangnya karena posisi duduk saya ada di sebelah kiri kapal, maka yang tertangkap oleh kamera saya hanyalah Pulau Kahyangan.

Klik di sini ya :)
Begitulah, sehari menyusuri dan menikmati keindahan Pulau Bidadari membawa kesan yang menyenangkan di hati saya. Terima kasih viva.co.id dan PT. Seabreez Indonesia. “Next time, saya akan kembali membawa suami dan anak-anak saya ke sini.” [Wylvera W.]

           

           

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...