Kamis, 21 Juni 2012

Lomba Foto Narsis Bareng Buku Benny Rhamdani

Darryl Khalid Aulia:

        Khalid memang senang sekali dengan sepak bola. Begitu melihat ada buku yang bercerita tentang anak yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola, dia langsung meminta saya untuk membelikannya waktu itu. Dia tak puas jika hanya menonton filmnya saja. Lalu, saya mengenalkan kepada Khalid kalau penulis buku itu adalah guru menulis saya waktu kami tinggal di Urbana, Amerika. Dia langsung membaca nama Benny Rhamdani yang tertera di cover buku "Mimpi Sang Garuda". Tak sampai empat hari buku "Mimpi Sang Garuda" ini pun selesai dibacanya. Komentarnya singkat saja, "Bukunya seru, Bu!"

        Buku karya Kak Benny berikutnya yang sempat bikin Khalid penasaran adalah "Inilah Kelas Paling Ajaib". Setelah membaca buku ini, dia kembali berkomentar, "Kak Benny itu jago banget ya Bu nulisnya?" ^_^

___________________________

Rabu, 20 Juni 2012

KISAH YANG TERTINGGAL DI LONDON


(Versi asli):
Pagi itu, pesawat Emirates yang membawa kami dari Jakarta mendarat di bandara Heathrow, London. Setelah cek bagasi dan koper yang kami bawa sudah lengkap, kami pun mencari pintu keluar. Di sana kami sudah ditunggu oleh supir taksi yang memang telah dipesan oleh teman untuk menjemput saya dan suami.
Sebenarnya, naik taksi adalah salah satu hal yang paling tidak disarankan selama menjadi turis di London. Selain mahal, belum tentu kenyamanan Anda bisa dijamin. Tapi, dengan koper besar dan beberapa bawaan kecil akan menyulitkan kami jika harus naik turun tube (kereta api di London). Belum lagi saya dan suami baru pertamakali berkunjung ke negeri bola itu.
Udara di musim dingin mulai menusuk ketika kami tiba di depan sebuah rumah. Di salah satu kamar di rumah itulah kami menginap selama seminggu. Perkenalan pun dibuka dengan suasana kekeluargaan. Tidak sulit untuk langsung menjadi akrab, karena pemilik rumah tersebut orang Indonesia juga. Kami seperti tidak sedang pergi jauh dari tanah air. Tawa dan canda begitu cepat mengalir melebur rasa lelah sehabis menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih 17 jam, Soekarno Hatta – Heathrow.

Mengawali Perjalanan
Tidak menyia-nyiakan waktu, saya dan suami pun memutuskan untuk mencoba menikmati sisa waktu di hari pertama. Stasiun kereta tidak begitu jauh dari lokasi kami menginap. Cukup berjalan kaki saja untuk mencapainya.
Tiba di stasiun, saya dan suami melihat-lihat tarif yang berlaku untuk setiap jarak tempuh. Kami mulai menghitung-hitung. Ini erat kaitannya dengan anggaran yang telah kami sediakan selama berada di London. Tak bisa asal-asalan kalau tak ingin kehabisan anggaran di negeri orang.
Akhirnya kami memutuskan untuk membeli kartu secara paket, yaitu tarif untuk perjalanan selama seminggu. Harganya lebih murah dan efisien. Kartu (tiket) itu bisa sekaligus kami pakai untuk naik bis juga. Kartu tube mudah dibeli di seluruh stasiun underground. Kalau untuk berlangganan, bisa dipesan lewat jalur online. Kita bisa memilih dari yang berlaku 1, 3, dan 7 hari.


Perjalanan dengan tube pun dimulai. Ternyata gampang sekali. Di dalam tube, di dinding bagian kiri dan kanannya sudah ada terpampang rute dan tempat-tempat di mana ingin berhenti.
Kami memilih turun di stasiun yang dekat dengan Tower Bridge.


Berjalan kaki menembus udara dingin pun dimulai. Indahnya kota London membuat saya terpana dan kagum. London yang merupakan kota besar di Eropa menyajikan tempat-tempat bersejarah dan perbelanjaan yang lengkap. Jika kuat untuk berjalan kaki, keindahan kota London bisa ditelusuri melewati trotoar-torotar yang bersih dan cukup nyaman untuk para pejalan kaki.



Melanjutkan Eksplorasi
Hari berikutnya, kami kembali menyusuri dan menikmati kemegahan kota London. Beberapa bangunan dan atribut yang menjadi icon kota London pun tertangkap oleh kamera. Seperti Trafalgar Square yang selalu menjadi  titik pertama sebelum menjelajahi tempat menarik lainnya di London. Di  sini terdapat monumen tinggi dengan patung Kapten Nelson di atasnya. Monumen ini didirikan  pada tahun 1843 untuk memperingati kemenangan Laksanama Horatio Lord Nelson atas armada Perancis dalam Pertempuran Trafalgar, 21 Oktober 1805. Dengan tinggi sekitar 52 meter, monumen ini tampak begitu megah.
Pada tahun 1812, arsitek John Nash mengembangkan konsep baru untuk memperbaiki wajah London. Dia merencanakan lokasi yang dijadikan sebagai lapangan kultural serta terbuka untuk umum. Pada tahun 1830 tempat itu secara resmi dinamakan Trafalgar Square.


Dari tempat ini, kami lanjutkan dengan berjalan kaki menuju lokasi Big Ben yang terkenal. Big Ben adalah nama sebuah menara jam yang berada di gedung Parlemen di Westminster, London. Big Ben juga merupakn menara jam terbesar kedua di dunia. Menara ini tingginya sekitar 96.3 meter. Struktur bangungan merujuk pada gaya Gothik Victoria.

Kami juga tak lupa untuk mengabadikan kenangan di depan London Eye yang berupa bianglala besar itu.  Lingkaran berbentuk kincir angin, memberikan kesempatan menikmati London dari udara dengan beragam paket yang ditawarkan.

Sebenarnya banyak sekali tempat menarik yang ingin saya sajikan di rubrik ini, namun beberapa ikonik saja sudah sangat memanjakan mata. Untuk melengkapi perjalanan, saya dan suami bergegas menuju istana Buckingham yang sangat tersohor itu. Di sanalah Ratu Elizabeth bertahta.


Tak hanya kemegahan istana Buckingham yang bisa tertangkap oleh bidikan kamera kami. Di sekitar area istana, kami dimanjakan oleh pemandangan taman yang sejuk untuk mengambil waktu rehat. Taman tersebut bernama St. James's Park, London. Letaknya tak begitu jauh dari Istana Buckingham. 



Ada banyak satwa liar yang berkeliaran di taman ini. Anda bisa bercengkerama dengan burung-burung dan tupai-tupai lincah yang berkeliaran di lokasi taman.

Berkunjung ke salah satu masjid
Tak lengkap rasanya jika kami belum menemukan sebuah bangunan yang bisa memanjakan batin. Kami pun tiba di The London Central Mosque. Tak banyak yang bisa kami abadikan di sini, karena ada larangan ketat untuk mengambil foto pernak-pernik di dalamnya.


Keletihan akhirnya kami urai di rumah Allah ini, demi menyegarkan nurani untuk menempuh perjalanan berikutnya yang masih begitu panjang di negeri Ratu Elizabeth. [Wylvera W.]

***
Sudah dimuat di Majalah NooR




Jumat, 15 Juni 2012

Pegumuman pemenang kuis berhadiah buku Princess Kim Yung dan Unforgettable Moment

Taraaa! 
Setelah membaca semua jawaban kuis dari peserta, saya dan Yasmin Hanan sedikit kesulitan untuk menentukan siapa 3 orang yang beruntung menjadi pemenangnya, karena semua memilih dan memiliki alasan yang kuat. Namun, setelah menimbang, akhirnya kami putuskan untuk menetapkan 3 pemenangnya.



Berikut nama ketiga pemenang:
1. Billy Briliant
2. Intan Pratiwi (namakuintanpratiwi)
3. Dewi Cendikia (Ichen)

Selamat kepada ketiga pemenang yang terpilih dan terimakasih atas partisipasinya. Untuk pengiriman hadiah, kami mohon mengirim alamat lengkap dan no. telepon via inbox facebook (yang sudah menjadi teman di facebook saya) atau ke e-mail saya wylvera_windayana@yahoo.com.

Yang belum terpilih, jangan berkecil hati ya. :) 
Tunggu kuis-kuis saya yang lainnya di twitter @wylvera. Jangan lupa follow ya.... :)

Terimakasih.

Kamis, 14 Juni 2012

Kuis berhadiah buku "Princess Kim Yung dan 24 Princess Korea Lainnya" karya Wylvera Windayaana dan Unforgettable Moment (dari Pink Berry Club) karya Yasmin Hanan

        Alhamdulillah, setelah Yasmin Hanan (putri sulung saya) akhirnya berhasil memiliki buku karya solonya yang berjudul Unforgettable Moment (DAR! Mizan) dari Pink Berry Club (PBC), kami sepakat menggelar kuis yang berhadiah buku-buku kami ini untuk tiga pemenang.
Yuk, simak pertanyaannya.

Di antara tema cerita ini (realis, sosial, keluarga, petualangan dan misteri serta humor), mana yang paling kamu sukai? Berikan alasannya.


Jawabannya langsung diposting di komentar blog saya ya. Ditunggu hingga pukul 18.00 WIB hari ini (Jum'at, 15 Juni 2012). Kuis ini hanya untuk kamu yang tinggl di Indonesia saja ya. ^_*

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...