Rabu, 23 Mei 2012

Tulisanku di Republika

Jakun dan Puber

Dimuat di Koran Republika, Leisure Rubrik Buah Hati
Selasa, 8 Mei 2012



Saya terusik dengan pertanyaan anak laki-laki saya tentang jakunnya yang tak kunjung terlihat di lehernya.
“Mengapa jakunku belum muncul, Bu?” tanya Khalid bingung.
 “Sabar dong, belum waktunya,” jawab saya singkat.
“Umurku kan sudah sebelas tahun lebih lima bulan, masak belum waktunya sih,” ujarnya lagi membuatku tersenyum.
            Mungkin karena tak puas dengan jawaban dan tanggapan saya, Khalid semakin sering membahas masalah jakun ini dengan kakaknya. Saya menangkap kecemasan Khalid dengan tanda-tanda baligh yang belum juga datang pada dirinya. Sementara Mira, dengan bangga mengatakan kalau dirinya sudah baligh dan sempurna jadi anak gadis sesungguhnya. Khalid semakin penasaran dan kembali meraba-raba lehernya.
            “Kenapa dengan lehernya?” tanya saya yang sejak tadi memerhatikan Khalid.
            “Belum numbuh juga jakunnya,” jawabnya dengan ekspresi datar. Saya kembali tersenyum.
       “Sini deh, biar Ibu jelaskan,” kata saya memancing Khalid dan Mira mendekat dan mulai tekun mendengar.
            “Penting ini, Kak!” komentar Khalid dengan mimik lucu. Saya tersenyum.
            “Ibu pernah membaca di buku, bahwa laki-laki yang sudah memasuki masa puber, biasanya jakun di lehernya akan menonjol keluar. Nah, karena Khalid belum memasuki tahapan puber itu, bisa saja jakunnya belum muncul,” kata saya mengawali penjelasan tentang jakun.
            “Katanya lagi, ternyata jakun bukan hanya dimiliki oleh laki-laki saja lho. Perempuan juga punya jakun, tapi ukurannya jauh lebih kecil dari laki-laki dan tidak akan kelihatan,” tambah saya lagi.
            “Oh, gitu ya Bu? Makanya enggak kelihatan di leher Kakak,” komentar Khalid sambil melirik ke Mira.
            “Lalu, bagaimana dengan baligh dan puber itu?” tanya Khalid lagi.
           “Nah, kalau baligh pada anak laki-laki itu ditandai dengan ihtilam, yaitu keluarnya mani karena mimpi, yang sering disebut dengan mimpi basah. Ihtilam ini tidak bisa dipastikan oleh umur lho. Bisa umur 12, 15 atau bahkan 17 tahun. Lalu, mulai tumbuh rambut di bagian tubuhnya. Sementara, kalau anak perempuan, sebenarnya hampir sama dengan anak laki-laki, bedanya anak perempuan ditandai dengan datangnya haid, berkembangnya alat reproduksi, dan tumbuhnya payudara,” ujar saya lagi.
            “Alat reproduksi itu untuk punya anak kan, Bu?” sela Khalid lagi.
            “Iya, betul!” jawabku.
            “Iya, guruku juga bilang begitu!” seru Khalid teringat penjelasan gurunya.
“Lalu, biasanya setelah itu untuk anak laki-laki diikuti dengan munculnya jakun di leher. Untuk laki-laki dan perempuan diringi dengan pertambahan tinggi badan, lebih sering berkeringat, tumbuh jerawat. Mulai tertarik sama lawan jenis. Nah, ini yang disebut puber tadi,” ujar saya lagi memberi penjelasan lebih lengkap. Saya berharap, anak-anak saya paham dengan penjelasan sederhana itu.
            “Oh, oke. Sekarang aku ngerti deh. Aku kan belum mimpi basah, makanya belum baligh, belum tumbuh jakun dan kumis,” timpal Khalid mulai memahami.
            “Kalau sudah baligh, maka kalian sudah wajib mengerjakan ibadah dan seluruh amalan wajib yang diperintahkan Allah SWT. Selama ini kalian mengerjakan itu supaya menjadi terbiasa. Dari suka menjadi butuh dan takut berdosa kalau meninggalkannya,” kata saya mengakhiri penjelasan tentang kewajiban mereka setelah baligh.
Sebelum menutup obrolan, saya bertanya kepada Mira yang tak pernah mengajukan pertanyaan sejak saya memberi penjelasan.
            “Mira sudah mengerti ya?” pancing saya.
        “Sudah dong,” ujarnya sambil menaruh telapak tangannya di kepala Khalid. Akhirnya kami sama-sama tertawa melihat Khalid kembali memasang mimik lucu di wajahnya. [Wylvera W.]

Syarat mengirim tulisan ke Leisure Rubrik Buah Hati, Republika:
- Berisi kisah orangtua (ayah atau ibu) dengan buah hati mereka.
- Panjang tulisan 300 - 400 kata.
- Sertakan foto Anda dan buah hati.
- Kirim ke leisure@ro.republika.co.id
- Cantumkan biodata singkat dan nomor rekening di akhir naskah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...