Minggu, 30 Desember 2012

Pentas Seni Anak Lapas



 Tanggal 29 Desember 2012, saya kembali hadir di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria, Tangerang. Ini adalah kunjungan kedua saya. Kali ini saya tidak sendiri. Ada sahabat saya, Haya Aliya Zaki, dan Pak Dian Kelana. Kehadiran kami di sana untuk memenuhi undangan dari Ketua Gerakan Peduli Remaja (GPR), Suci Susanti. Sebenarnya hari itu adalah rangkain dari acara yang telah berjalan sejak tanggal 24 Desember 2012. 


Pada tanggal 24 Desember anak-anak lapas telah mengikuti acara seminar tentang ‘Bahaya dan Penyakit yang Disebabkan oleh Narkoba’ bersama GRANAT. Berlanjut pada tanggal 25 Desember, anak-anak lapas kembali dihibur dengan acara nonton bareng film ‘Mama Cake’ bersama sutradara Anggy Umbara serta teman-teman Indonesia Tanpa Jil (ITJ) Chapter Jakarta. Pada tanggal 26 Desember anak-anak lapas mengikuti outbond, lalu di tanggal 27 Desember mereka kembali nonton bareng film ‘Lapas dan Ibu.’ Pada tanggal 28 Desember mereka melakukan persiapan acara pentas seni yang digelar pada 29 Desember. 
 

Acara pentas seni yang dipandu oleh dua orang MC itu dibuka dengan sambutan dari Suci Susanti selaku Ketua GPR. Dari keterangan MC, kiprah Gerakan peduli remaja ini telah lama berjalan dan memberi manfaat bagi anak-anak lapas. GPR yang pada tanggal 29 Desember 2012 genap berumur setahun itu merupakan sebuah komunitas yang peduli dan intens membina anak-anak jalanan dan anak kurang mampu untuk mendapatkan perhatian khusus dalam segala bidang.

Sambutan oleh Ketua GPR
Sambutan dilanjutkan oleh Ketua Lapas, Drs. Budi Raharjo, Bc.IP., MH. Di tengah-tengah sambutannya, Budi Raharjo menyelipkan kuis untuk Andikpas (Anak Didik Lapas). Mereka harus menyebutkan nama-nama kru dari GPR. Bagi yang berhasil menyebutkan nama terbanyak, Kepala Lapas memberikan hadiah berupa voucher belanja di koperasi lapas. Anak-anak lapas begitu antusias berlomba dan maju ke depan untuk menjawab pertanyaan kuis. Ada tiga orang yang berhasil mendapatkan voucher. Seru juga!

Sambutan oleh Ketua Lapas
Kemudian acara berlanjut dengan pagelaran seni oleh anak-anak lapas. Mulai dari pertunjukkan musik marawis yang sangat memikat mata serta telinga, lalu kolaborasi permainan angklung, keyboard, dan gendang tradisional yang begitu rapi, hingga pembacaan puisi oleh salah satu anak lapas.

Marawis Andikpas
Kolaborasi angklung, keyboard,dan gendang
Band Andikpas
Pembacaan puisi
Setelah usai tampil dengan musik marawis, Kepala Lapas memberi informasi tentang prestasi yang telah diraih oleh grup Marawis Andikpas tersebut. Mereka pernah tampil di Gedung Arsip Nasional dan mendapat sambutan meriah dari tamu-tamu penting yang hadir saat itu.
Selain itu, saya juga begitu terkesan dengan puisi yang dibacakan oleh salah satu anak lapas. Alhamdulillah, saya sempat mengambil foto beberapa bait puisi tersebut. 

Bagian puisi yang dibacakan
Tak hanya itu, saya tetap tekun mengikuti pertunjukan demi pertunjukan yang disajikan oleh anak-anak lapas. Perasaan kagum, haru, dan bangga bergelut menjadi satu dalam hati saya. Melihat mereka tampil memikat dengan beragam seni yang mereka tunjukkan, telah memberikan satu bukti kepada saya bahwa sebenarnya anak-anak itu adalah anak-anak yang cerdas. Nasib, rendahnya taraf ekonomi serta kurangnya bimbingan rohanilah yang telah menyeret mereka melakukan kesalahan sehingga harus mendekam di lapas tersebut. Untunglah, mereka tak dibiarkan gamang terlalu lama di dalam tahanan itu. Mereka tetap dibina, diperhatikan, dididik sedemikian rupa agar semakin menyadari kesalahan dan menghapus kenangan buruk yang sempat mereka lakukan. Semua itu diramu untuk pembinaan mental serta spiritual mereka demi menghadapi hari-hari selanjutnya ketika mereka keluar dari lapas kelak.
Acara pagelaran seni itu juga dimeriahkan oleh Rapper Salameh Hamzah dan Punk Muslim. Di akhir acara, anak-anak lapas mendapatkan bingkisan dari Ibu-ibu Muslimah Yayasan Al-Hakim Bumi Serpong Damai, Tangerang.
Foto bareng Ketua GPR dan salah satu anak lapas
Ki-ka: Dian Kelana, Saya, dan Suci Susanti
Ki-ka: Haya Aliya Zaki, Suci Susanti, dan saya
Menurut Suci Susanti, acara edukasi dan seni ini akan ditutup dengan Muhasabah akhir tahun di tanggal 31 Desember 2012 bersama founder Smart Learning Center, Herdy Fantastis Leonardy. 
 Di acara pentas seni yang berawal dari pukul 10.30 - 14.30 WIB itu, ada satu hal yang membuat saya begitu girang. Menurut Suci, keinginan saya untuk memberikan pelatihan menulis kepada anak-anak lapas ternyata disetujui oleh Kepala Lapas. Insya Allah, kami dari Galeri Kelas Ajaib akan memulainya di Januari 2013 nanti. Semoga niatan ini bisa terlaksana dengan baik. Aamiin. [Wylvera W.)

6 komentar:

  1. Amiin, semoga niat suci itu bisa terealisir Wiwiek, saya siap untuk ikut berpatisipasi...

    Salam
    DK

    BalasHapus
  2. @Ayah Dian Kelana: Aamiin, terima kasih ya, Yah. Kita siap ke sana lagi pertengahan Januari nanti, Insya Allah. :)

    BalasHapus
  3. Ternyata bakat seni mereka luar biasa ya?
    Senang liat mereka banyak aktivitas dan bisa mengisi waktu dgn hal-hal positif.Baca puisi itupun bikin hati ini trenyuh. Semoga mereka selalu semangat ya..,semoga sukses rencananya ya mak Wiwiek..,niat baik Insya Allah akan berjalan baik, Aamiin :)

    BalasHapus
  4. @cerita-waya: Iya, dengan begitu mereka gak merasa ditinggalkan dan dicampakkan ya, Mak. Pendekatan seperti ini diharapkan mampu memberi keseimabangan bagi mental mereka. Btw, Aamiin... makasih supportnya, Mak Waya. :)

    BalasHapus
  5. Semoga mereka bisa menjadi remaja-remaja yang mandiri setelah keluar dari lapas nanti. Aamiin.

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...