Jumat, 05 April 2013

Menjadi Lebih Baik dan Sempurna




Dari kamus Bahasa Indonesia, sempurna berarti utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela). Adakah manusia yang bisa mencapai kesempurnaan seperti itu di muka bumi ini? Jawabnya sudah pasti tidak akan ada. Karena kesempurnaan yang sesungguhnya hanya milik Allah.
Lalu, salahkah jika kita ingin menjadi sempurna? Tidak! Karena menjadi sempurna dalam ukuran kita tentu tidak sama dan tak bisa dibandingkan dengan kesempurnaan-Nya. Silakan jika menginginkan sebuah kesempurnaan dalam setiap usaha kita. Dengan kata lain, ingin sempurna adalah sebuah proses menjadi lebih baik.

Target menjadi sempurna.
Target ingin menjadi sempurna justru akan membuat kita selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dan itu sangat menguntungkan, bukan? Kita jadi sungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, tak mudah menyerah dan pasrah pada hasil yang biasa-biasa saja.
Kemudian, bagaimana jika target ingin menjadi sempurna tak pernah kita capai? Jangan menyalahkan target yang kita buat. Menjadi sempurna bukan berarti tidak pernah gagal atau salah. Menjadi sempurna adalah sebuah proses pembelajaran dari kegagalan yang kita alami. Justru sebaliknya, kita seharusnya lebih termotivasi untuk melakukan hal yang jauh lebih baik lagi, sesuai dengan harapan kesempurnaan yang kita inginkan dalam ukuran manusia tadi.
Dengan target untuk menjadi sempurna, kita menjadi paham tentang upaya pencapaiannya, tidak gampang menyerah, optimis (bukan ambisius), mampu mengeksplorasi kemampuan potensi diri yang mungkin selama ini tak pernah terlihat di permukaan. Target sempurna juga memotivasi kita terus belajar memperbaiki diri pada tingkat dan tahapan dari level kesempurnaan tersebut.

Evaluasi diri adalah sebuah proses menuju lebih baik.
Cara terbaik mengukur proses mencapai sempurna adalah dengan mengevaluasi diri. Hal ini akan memberikan efek positif terhadap pengembangan diri. Pengembangan diri meliputi usaha membangun citra positif yang berdampak baik pula pada orang di sekitar kita.
Evaluasi diri meliputi proses menelaah kembali apa-apa yang telah dilakukan pada waktu lampau. Dari proses ini kita bisa melihat langkah positif dan negatif yang telah kita pilih. Kita bisa melakukan perenungan untuk mengambil keputusan baru. Evaluasi diri juga memberikan kita kesempatan untuk membuang hal-hal negatif yang telah menggagalkan kita dalam mencapai kesempurnaan. Menyusun rencana yang jauh lebih baik untuk kembali melangkah menuju sempurna.

Membuka diri untuk dikritik.
Karena sempuran bukanlah cerminan bahwa kita tak pernah melakukan kesalahan, maka berikan ruang bagi orang lain untuk menilai sikap kita. Orang lain adalah cermin bagi kita dalam menjalani proses menuju sempurna tadi. Ketika kita membuka diri untuk dikritik, bersiaplah untuk menerima penilaian terburuk. Jangan buru-buru tersinggung, karena kritikan tak akan terurai dengan baik jika kita tidak menyikapi dan menelaahnya dengan pikiran jernih.
Jangan pernah membuat target ingin menjadi sempurna atau lebih baik kalau kita tak pernah siap membuka diri untuk dinilai oleh orang lain. Karena kesempurnaan tak bisa hanya dilihat dan dinilai dari kacamata kita sendiri. Dan kita tak akan bisa berubah menjadi lebih baik jika hati kita terkunci untuk orang lain.

Selamat merenung!

***
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...