Minggu, 30 Maret 2014

Pembicara di Event Office to Office Majalah Annisa



"Cinderamata dari Penyelenggara" (doc. pribadi)

Kembali didaulat sebagai narasumber adalah momen yang semakin hari semakin membut saya enjoy. Kali ini kesempatan itu datang dari bagian promosi sebuah majalah muslimah berskala nasional. Ya, Majalah Annisa namanya.
Awalnya dimulai dari info singkat berupa penawaran dari seorang teman yang juga bekerja di majalah tersebut. Dia berani mengajukan nama saya karena menurutnya saya memiliki kapasitas untuk itu. Sebelum menyetujui tentu saja saya menanyakan terlebih dahulu tentang teknis pelaksanaannya. Akhirnya tanpa basa-basi teman saya itu mengenalkan saya kepada Mbak Ria (bagian promosi majalah tersebut).
Singkat cerita, akhirnya saya pun menyetujui permintaan untuk menjadi pembicara di sebuah event yang menurut info baru dua kali mereka lakukan. Nama acara itu adalah “Office to Office”. Wow! Itu artinya saya adalah orang ketiga yang digandeng untuk menjadi pematerinya. Senang campur deg-degan tentu saja. Namun, karena tema yang diminta sangat dekat dengan profesi dan kehidupan keseharian saya, maka kesempatan baik itu tak mungkin saya tolak.
Menurut Mbak Ria, Majalah Annisa kali ini bekerjasama dengan Bank Syari’ah Mandiri dan Dauky Fashion. Dan, saya diminta mengisi sesi parentingnya dengan mengusung tema, “Menumbuhkan Minat Membaca dan Menulis pada Anak” yang akan digelar di gedung Bank Syari’ah Mandiri, Jakarta Pusat.
Setelah melewati beberapa kali diskusi lewat e-mail, whatsapp, dan telepon, saya pun menerima rundown acaranya. Setelah itu saya kembali merapikan materi untuk bahan presentasi.
Tibalah hari yang ditentukan yaitu, Jum’at, 28 Maret 2014. Saya bersyukur karena kedua anak saya ternyata libur sekolah sehingga saya bisa mengajak mereka. Karena acara mulai digelar pada pukul 11.30 WIB, maka saya memutuskan berangkat dari rumah pukul 09.30 WIB. Dengan ditemani dua buah hati tercinta, kami pun berangkat menuju Jalan Thamrin, lokasi gedung Bank Syari’ah Mandiri berada. Namun sebelumnya saya harus mengantarkan anak laki-laki saya ke kantor bapaknya agar tak terlewati untuk melaksanakan sholat Jum’at. Setelah itu, saya dan si Kakak melanjutkan perjalanan.
Kami tiba di lokasi tepat pukul 11.30 WIB. Ternyata acara sudah dimulai. Tak berapa lama, Mbak Berliana Fibrianti (Editor in Chief Majalah Annisa) menyusul memasuki ruangan. Saya pun menyiapkan diri untuk segera tampil di sesi awal. Namun, sesi saya dimundurkan ke bagian akhir dengan alasan menunggu bapak-bapak selesai sholat agar bisa ikut serta menyimak materi yang akan saya sampaikan. Diam-diam saya merasa lega dan senang karena sejak awal masuk ke ruangan yang dipenuhi oleh para ibu muda (karyawati Bank Syari’ah Mandiri), saya sedikit berharap agar ada para bapak yang ikut menjadi peserta talkshow, sebab tema yang akan dibahas bukan hanya untuk kaum Ibu saja.
Tibalah giliran saya. Pembawa acara memperkenalkan saya kepada audience dengan membacakan beberapa point penting dari CV saya. Setelah itu saya yang mengambil alih acara. Saya menyapa semua yang hadir dengan semangat. Sambil membuka dengan salam, saya menatap sekilas wajah-wajah mereka sambil berdoa dalam hati, semoga 45 menit ke depan saya mampu memberikan yang terbaik kepada audience. Bismillah....
doc. pribadi
 Klik!
Slide pertama dari materi yang ingin saya urai pun terbuka di layar infokus. Selanjutnya mengalirlah uraian beserta contoh-contoh yang memaparkan tips dan tahapan-tahapan dalam menumbuhkan minat membaca dan menulis pada anak yang telah saya susun sedemikan rupa. Seperti biasa saya tak mau tampil monoton agar suasana tetap terjaga dengan baik. Saya kembali melempar joke-joke ringan seputar peran saya sebagai seorang Ibu yang disambut dengan derai tawa peserta.
Sesi tanya-jawab (doc. pribadi)
Untungnya putri saya (Mira) ikut menyaksikan penampilan ibunya dan duduk di bangku terdepan. Sesekali bibirnya ikut menebar tawa ketika saya menjadikannya objek atau contoh untuk membumbui dan memberi warna pada peresentasi saya. Akhirnya saya juga sekilas memperkenalkan Mira sebagai penulis remaja yang telah menghasilkan karya lewat beberapa buku cerita untuk anak dan remaja.
Alhamdulillah, acara pun berjalan dengan lancar dan seru sekali. Kalau saja MC tak mengingatkan waktu yang tersedia untuk saya, rasanya saya ingin mengeksplore lebih jauh dan luas lagi tentang tema menumbuhkan minat membaca dan menulis pada anak ini. Tapi, waktu yang tersedia tinggal untuk sesi tanya jawab. Saya pun siap menyimak dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
Sesi tanya-jawab (doc. pribadi)
“Bu Wiwiek, saya memiliki dua anak dengan karakter dan hobi yang berbeda. Yang pertama gemar dan cinta pada olahraga bola sementara yang bungsu suka menulis. Saya ingin sekali anak saya yang pertama juga gemar membaca dan menulis tapi rasanya sulit sekali mengarahkannya pada hal itu. Adakah tips yang bisa ibu berikan agar saya bisa mencobanya?” begitu salah satu pertanyaan yang diajukan kepada saya.
“Wah! Kita sama-sama memiliki anak laki-laki yang gemar pada sepak bola ya, Bu. Tapi, mungkin ibu belum menemukan cara agar si anak bisa membagi waktunya pada dunia baca tulis seperti yang ibu inginkan. Yang paling sederhana bisa Ibu lakukan, cobalah pelan-pelan bertanya kepadanya tentang hal-hal unik dan menarik dari hobinya itu. Tempatkan posisi Ibu seolah ikut menyenangi hobinya. Lalu, kalau dia mulai tertarik berbagi dan bercerita, perlahan-lahan minta dia menceritakannya lewat tulisan. Katakan bahwa itu akan menjadi catatan yang sangat menarik karena dia menguasainya. Jadi intinya, pancing si anak bercerita lewat tulisan tentang apa yang dikuasainya. Sementara untuk membaca, jika dia mulai menyenangi kegiatan menulis bukan tidak mungkin meskipun urutannya terbalik dan dimulai dari menulis dulu baru membaca, tak ada salahnya bukan? Asal Ibu dan Bapak mau memberi contoh dan tak pernah bosan melakukannya, percayalah...cepat atau lambat anak akan meniru,” bantu saya memberi tips.
Setelah itu saya pun kembali memberi jawaban kepada penanya lainnya. Dari salah satu penanya, muncullah seorang Bapak yang bercerita tentang kedua buah hatinya. Yang pertama berusia 8 tahun dan kedua 2,5 tahun.
Pak Afnur (paling belakang) - (doc. pribadi)
“Dulu, sewaktu kami tinggal di Amerika, anak pertama saya itu senang sekali membaca dan menulis-nulis puisi dan cerita. Tapi setelah kami kembali ke tanah air, kami heran dengan kebiasaannya yang dari hari ke hari meghilang. Sekarang malah dia suka menyendiri di kamar dan tak mau lagi menulis atau menunjukkan minat baca seperti sebelumnya. Saya dan istri mencari-cari penyebabnya dan kami berkesimpulan apakah ini disebabkan pengaruh dari lingkungan sekolah atau pergaulannya. Menurut Bu Wiwiek, bagaimana caranya mengembalikan semangat membaca dan menulis itu?” tanya Pak Afnur (salah satu karyawan BSM).
“Terim kasih Pak Afnur, mau berbagi kisah tentang buah hatinya kepada kita di sini. Menurut saya, jika ada sesuatu perubahan yang terjadi pada anak kita, usahakan agar kita tak terlalu terburu-buru mencari penyebabnya dari lingkungan di luar rumah. Jika ini kita lakukan, bisa saja kita kehilangan momen untuk melakukan interospeksi terhadap diri kita sendiri sebagai orangtua, sebab semua yang terjadi pada anak bisa jadi berawal dari pola asuh kita di rumah. Dulu, saat tinggal di Amerika, bisa jadi Bapak dan Ibu begitu dekat dengan si anak. Hidup di perantuan apalagi di luar negeri, biasanya seperti itu dan sangat berpengaruh pada interaksi kita dalam keluarga inti, sebab saya telah mengalaminya saat saya dan keluarga juga tinggal di Amerika. Kebersamaan kita dengan anak-anak akan lebih terasa intens dibanding saat kita kembali ke tanah air. Kesibukan dan jam kerja kantor serta dunia kerja lainnya bisa jadi perlahan-lahan merenggangkan interaksi kita dengan anak. Nah, saat itulah anak seolah kehilangan momen yang pernah dirasakannya selama ini. Mungkin saja kegemarannya membaca dan menulis muncul, efek dari perhatian Bapak dan Ibu yang intens tadi. Lalu, sekarang hal itu tak didapatnya lagi sehingga dia menjadi perlahan-lahan malas dan mencari kesenangan lain,” ulas saya panjang memberi gambaran kemungkinan dari pergeseran hobi si anak. Pak Afnur manggut-manggut dan mengakui kebenaran yang saya kemukakan itu.
Yang mendapat hadiah dari saya. (doc.pribadi)
Begitulah, durasi sejam yang berlalu meninggalkan kesan indah buat saya. Dan, alhamdulillah... semua yang saya sampaikan disambut dengan antusias dan dirasa sangat bermanfaat oleh peserta terutama bagi beberapa yang bertanya. Sebelum menutup acara, tiga penanya mendapatkan hadiah buku karya saya dan anak-anak. Mereka sangat gembira karena hadiah itu sebagai surprise dari saya.
Berfoto bersama para pemenang door prize dan panitia (doc. pribadi)
Sebagai penutup, saya tak lupa mengucapkan terima kasih kepada panitia (Majalah Annisa dan Bank Syari’ah Mandiri) yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk berbagi dan menjadi motivator di acara office to office tersebut. Semoga kerjasama ini bisa berlanjut di momen-momen sejenis lainnya. Aamiin. []


16 komentar:

  1. Wah...mbak Wiwik keren. Top banget deh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, makasih Mak Nunung. *malu-malu* :)

      Hapus
  2. Senang banget dengan emak2 yang bisa melakukan kegiatan yang disukai lahir & batin, tercermin kok mak dari keringanannya melangkah. Apalagi bisa dilakukan bersama anak2 tercinta. Happy selalu ya mak ^.^

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Halaaah... tepatnya lagi belajar ikut keren kayak dirimu, Indah. ;)

      Hapus
  4. kegiatan sesuai pasionnya mbak wiwiek ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Insya Allah... makanya jadi enjoy, Mak Lidya. :)

      Hapus
  5. keren, mak.. kapan ya saya bisa jadi pembicara begitu.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiiih... pasti bisa kalau ada kesempatannya, Mak. :)

      Hapus
  6. Balasan
    1. Tks, Fit.
      Belajar untuk keren ini sih namanya. Hahaha....

      Hapus
  7. Mak Wiwik emang kereeeen. Sukses selalu. ^^

    BalasHapus
  8. Mak Wiwiek selalu kereeen...jadi berasa duduk dan denger materi di sono ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga sanjungan teman-teman membuatku terus memperbaiki diri ya, Mak Hidayah. *malu eike jadinya*

      Hapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...