Kamis, 20 September 2012

Juara Lomba Menulis Cerpen oleh Guru di Majalah Bobo




Menang lomba? Wow!
Rasa girang, kaget dan seolah tak percaya, lebur jadi satu. Bayangkan saja, selama ini aku begitu terobsesi agar tulisanku bisa mejeng di majalah anak-anak yang cukup bergengsi itu. Ya! Siapa sih yang enggak kenal sama Majalah Bobo? Tapi, ternyata keberuntungan belum memihak padaku. Belum ada satu cerpenku yang berhasil muncul di majalah itu. Hingga akhirnya pada suatu hari, aku mendapat kiriman link dari teman. Isinya, Majalah Bobo sedang menggelar lomba menulis cerpen khusus untuk para guru se-Indonesia.

Awalnya, aku ragu mau ikut. Mengapa? Ya itu tadi, ngirim cerpen  ke majalahnya saja enggak pernah dimuat, kok nekat sih ikutan lombanya. Tapi, akhirnya rasa kurang percaya diri itu kubuang jauh-jauh. Sebab, keberuntungan bisa datang dari mana saja, asal kita gigih dan terus berusaha.

Singkat cerita, akhirnya aku mengirimkan satu karyaku yang berjudul, “Bunga untuk Ibu Imah”. Ceritanya sederhana. Aku hanya ingin menyampaikan pesan bahwa anak-anak yang cenderung “nakal” atau terlihat “pembangkang” di sekolah bukanlah semata-mata karena anak tersebut terlahir dengan karakter seperti itu. Tentu saja ada faktor-fator pendorong yang terkadang sulit bagi si anak untuk menepisnya, sehingga jadilah dia seperti itu. Dan, sebagai pelebur untuk karakter anak yang seperti itu, aku mencoba menghadirkan sosok Ibu Imah, seorang guru yang tegas dan bijaksana.

Meskipun awalnya Didin (tokoh anak dalam ceritaku) mengira bahwa Ibu Imah sebagai sosok guru yang kejam, galak dan tak peduli padanya, namun... di akhir cerita, Didin menyadari jika apa yang dilakukan Ibu Imah terhadapnya hanyalah sebuah “hukuman” yang sangat mendidik. 
Cerpen inilah yang membawaku menjadi pemenang “Juara II Lomba Menulis Cerpen oleh Guru” di majalah Bobo itu dan hadiahnya lumayan lho... Rp6.500.000. :)

            Didin masih kesal dengan gurunya. Gara-gara tidak mengerjakan tugas Bahasa Indonesia, Bu Imah menyetrap Didin dengan menyuruhnya berdiri di depan kelas. Selama di kelas lima, Didin sudah tiga kali diberi hukuman yang sama oleh Bu Imah. Didin malu pada teman-temannya. Tapi, Didin juga tak pernah mau mengubah kebiasaannya yang malas mengerjakan tugas sekolah itu.
            “Awas ya Bu Imah, aku akan balas nanti,” gerutu Didin dengan tangan mengepal.
            “Eh, memangnya kamu mau membalas apa ke Bu Imah?” tanya Agung terpancing dengan gerutuan Didin. ....
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Silahkan dapatkan bukunya dan baca kisahnya, siapa tahu kamu pemenang lombanya tahun depan. :)
Ini lho cover depan bukunya....
          
            
***


2 komentar:

  1. Ass. Buk Wil. Sasya yudi hendra, guru sma it mutiara. 2013 ini alhamdulilah saya mengikuti jejak ibu jadi juara 2. mau nanya nih buk, berapa lama uangnya baru masuk ke rekening, dan surat konfirmasi dari bobo berapa lama baru dikirim. Maaf banyak nanya, karena hingga saat ini belum ada sesuatu apa yg bisa saya dapatkan. makasih buk. Email: janphiloskusuma@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam, nggak terlalu lama sih. Tapi kalau mau lebih puasnya mungkin ditelepon langsung ke penanggung jawab lombanya, Pak. Btw, selamat ya. :)

      Hapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...