![]() |
Saya (mewakili INSANI) dan Mantan Ketua PIPEBI (doc. pribadi) |
INSANI
adalah nama yang diberikan dari penggagas pertama untuk majalah kebanggan para
istri pegawai Bank Indonesia. Saya sendiri tidak mengetahui persis sejarahnya (harus ditelusuri lagi deh, takut gak diakui sebagai pemred...hehe).
Yang saya tahu, Insani ini dulu terbit dalam bentuk buletin. Dari waktu ke
waktu akhirnya diubahlah menjadi majalah karena tampilannya juga telah banyak
mengalami perubahan yang lebih pas disebut sebagai majalah.
![]() |
Tampilan cover Insani dari waktu ke waktu (doc. pribadi) |
Ketika
mengenal majalah ini saya hanya terlibat sebagai kontributor tulisan-tulisan
saja. Itu pun tak terlalu sering. Akhirnya pada tahun 2010 saya direkrut
menjadi Wakil Pemimpin Redaksi di INSANI. Namun karena kesibukan saya sebagai
penulis dan mengajar waktu itu sehingga tak bisa selalu hadir di setiap rapat
redaksi, akhirnya saya sempat beberapa bulan mengundurkan diri. Hingga pada
tahun 2013 saya kembali diminta untuk bergabung. Jadilah sampai sekarang saya
duduk sebagai Pemimpin Redaksinya. Alhamdulillah... semoga terus amanah hingga
akhir periode (2015).
![]() |
Redaksi (doc.pribadi) |
Lalu,
apa saja sih sebenarnya yang kami kerjakan di dapur INSANI ini?
Mungkin
tak serupa dengan majalah-majalah nasional yang oplahnya bisa sampai puluhan
ribu, INSANI hanya menjalankan bagian dari proses kerja redaksi di sebuah
majalah saja. Oplahnya juga hanya 2000 eksemplar (setelah beberapa kali
dikurangi dari 3000 eks sebelumnya).
Apa sih
yang saya kerjakan di sana?
Mulai
dari menentukan tema untuk setiap edisinya hingga proses pemilihan naskah, foto
dan tulisan-tulisan para ibu (seluruh anggota PIPEBI) yang layak dimuat, melakukan liputan di acara-acara PIPEBI Pusat, hingga
ikut menentukan naik cetak dan terbitnya lalu mengawasi proses distribusinya di
setiap edisi, saya terlibat di dalamnya. Selain itu, saya juga harus siap menjawab pertanyaan para ibu anggota PIPEBI lewat sms, bbm, WA dan e-mail.
Tempat lalu lintas naskah/artikel yang akan dipilah-pilih. (doc. pribadi) |
Dalam
proses itu tentu saja kami tak luput mengadakan pertemuan berkala. “Rapat
Redaksi”, begitu kami menyebutnya. Di rapat inilah saya mengajukan ide tema
yang selanjutkan dibahas dan bukan tidak mungkin usulan tema dari saya akan
berubah jika dirasa masukan dari yang lainnya lebih bagus, tapi alhamdulillah...sejauh ini usulan dari saya jarang ditolak sih (hahaha....
takut saya ngambek mungkin ya... ah,
ge-er :p).
Setelah
tema disepakati, kami pun menyusun konten rubrik. Tugas saya belum usai sampai
di situ. Saya harus terus memantau kiriman naskah tulisan lewat e-mail (dibantu team) baik berupa artikel maupun kisah-kisah inspiratif dari
berbagai perwakilan. Selanjutnya saya juga harus memilah-milih kiriman
foto-foto untuk dimuat di rubrik “Figura” (foto-foto kegiatan para istri BI dari pusat hingga
seluruh kantor perwakilan).
Kemudian untuk profil yang lebih sering mengangkat
figur para istri “pejabat” (istri Gubernur, istri Deputi Gubernur serta istri
Direktur dari berbagai Departemen di Bank Indonesia) adalah menjadi tugas saya
juga sebagai pewawancara dan pencari informasinya. Beruntungnya saya, dalam
pelaksanaan kunjungan ke kediaman para istri pejabat ini selalu ada Ketua atau
Wakil Ketua PIPEBI serta fotograper dari Insani yang mendampingi saya sehingga
semua terasa lebih mudah dan nyaman.
![]() |
Bersama Ny. Nies Agus Martowardojo (Istri Gub. Bank Indonesia) |
![]() |
Bersama Ny. Arulita Mirza Adityaswara (Istri Deputi Gubernur Senior BI) |
Sementara
untuk pengeditan naskah, saya tidak 100% mengerjakannya karena ada editor dari
percetakan (spora) yang membantu. Untuk layout
sepenuhnya dikerjakan oleh pihak percetakan dengan tetap meminta persetujuan/usulan
dari INSANI dan Ketua PIPEBI Pusat. Semua ini kami lakukan setiap tiga kali
dalam setahun menjelang terbitnya, yaitu April, Agustus, dan Desember. Meskipun
hanya tiga kali terbit, prosesnya tetap dimulai dua bulan sebelum bulan terbit
agar tidak terburu-buru dan mundur dari jadwal terbitnya.
Kesibukan
inilah yang sudah menambah rutinitas hari-hari saya sebagai penulis. Bukan mau excuse karena di tahun 2014 ini (hingga
bulan April) saya belum mampu menghasilkan karya dalam bentuk buku sebenarnya,
tapi beginilah pekerjaan saya sekarang. Saya harus legowo dan tetap bersemangat
meskipun hanya dua cerpen dan satu naskah traveling
yang sempat nongol di majalah nasional (NooR dan Annisa) di tahun ini. Nah
lho... kok ujung-ujungnya jadi curhat? (hahaha... ini sih supaya seru aja biar
penutup dari tulisan ini lebih dramatis gitu. :p)
![]() |
Rapat Redaksi (doc. pribadi) |
Saya
tetap senang karena di sela-sela pekerjaan dan tanggung jawab sebagai pemimpin
redaksi dan guru ekskul juga ibu rumah tangga (kalau yang ini sih semua ibu
pasti merasakannya...hehehe) masih ada waktu dan kesempatan untuk berbagi
pengalaman (menulis dan profesi) kepada anak-anak selain murid-murid di tempat
saya mengajar. Biarlah karya saya dalam bentuk buku bacaan hanya bisa terbit
satu dalam setahun, asal saya bisa membagi ilmu yang sedikit ini buat anak-anak
di luar sana, karena saya tahu persis begitu banyak dari anak-anak itu yang
menyimpan keinginan untuk bisa terampil menulis juga. Mereka tak tahu bagaimana
caranya atau bahkan enggak punya uang untuk bayar uang kursus menulis yang
terkadang relatif mahal bagi ukuran kantong orangtua mereka. Itu sudah cukup
memberi kepuasan batin buat saya. Eh, kok melenceng ke mana-mana ya?
Oke...kembali
ke topik ah, sudah mau sampai di ending ini.
Menekuni
semua pekerjaan yang seluruhnya tak jauh-jauh dari kegiatan menulis membuat
saya yakin kalau cinta saya pada dunia menulis masih membara (halaaah...lebaynyaaa, qiqiqi). Eh, bener lho...
diam-diam semangat menulis dan mengurai ide menjadi sebuah buku tetap menyala
di hati ini. Seriuuus...sueeer tekewer-kewer. ;) [Wylvera W.]
Waaaah banyak sekali saluran berkaryanya mak. Alhamdulilllah ya, membuat badan dan pikiran juga sehat, nggak diem aja. Sukses terus mak.
BalasHapusAlhamdulillah, Mak Lusi, masih diberi kepercayaan dan kesempatan untuk berkarya. Makasih ya. :)
HapusBanggaa bisa kenal mak wik...pgn byk belajar lg
BalasHapusAiiih, aku dong yang bangga kenal dirimu Mak Meti. Sueeer! ;)
HapusWah makin banyak aja kegiatan nya ya mba..mudah2an tetap Sehat dan semangat!!:)
BalasHapusAamiin, makasih ya, Mak. :)
HapusWah...baru tau aktifitas mbak Wik. Padat dan seru ya....dan yang jelas sih produktif. Hihi..ajarin nulis donk
BalasHapusBerusaha memanfaatkan waktu luang aja kok, Mak. Alhamdulillah masih diberi kesempatan. Hehehe... ayo belajar sama-sama, Mak. :)
Hapuswah mbak wiwiek keren banget deh. Kegiatannya positif dan sesuai hobinya ya
BalasHapusAlhamdulillah... sesuai passion Mak. :)
HapusMaaak jadi pingin belajar jurnalistik padamuuu. Top deh emak satu ini. Salut. Moga bisa lancar semuanya yaaa :)
BalasHapusAamiin, makasih ya Mak Mugniar. Btw, hehehe... jadi malu eike, kita sama-sama belajar aja yuk. *kedip-kedip manja* ;)
Hapusmenulis udah jadi passion Mak Wiwiek. Jadi, semangatnya selalu membara hihi
BalasHapusIya, Mak. Hihihi....
Hapus